Rugi Rp 38 T, PLN Tagih Utangnya ke Pemerintah Agar Tetap Beroperasi

Image title
25 Juni 2020, 14:14
pln, utang, pemerintah, listrik
PLN
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini. PLN menagih lagi pembayaran utang pemerintah sebesar Rp 48 triliun untuk menutupi kerugian Rp 38 triliun pada kuartal I 2020.

PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN berharap pemerintah membayar utang sebesar Rp 48 triliun pada tahun ini. Dana tersebut bakal digunakan untuk menjaga keberlangsungan operasional perusahaan.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjelaskan nilai utang pemerintah kepada PLN terdiri dari kompensasi pada 2018 sebesar Rp 23 triliun, kompensasi tahun lalu sebesar Rp 22 triliun, dan tambahan subsidi Rp 3 triliun untuk program diskon tarif rumah tangga tahun ini.

"Dengan masuknya dana tersebut, operasional PLN akan aman. Sehingga kami tetap memberikan pelayanan yang berkualitas," ujar Zulkifli dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI, Kamis (25/6).

Dirinya juga menyampaikan mengenai revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2020 sebesar Rp 62,82 triliun yang mencakup subsidi listrik dan program stimulus. Adapun pencairan dana tersebut sampai dengan Juni 2020 sebesar Rp 15 triliun dan sisa pagu subsidi listrik sebesar Rp 39 triliun.

Berikutnya, ada tagihan subsidi Mei 2020 sebesar Rp 4,8 triliun. Selain itu, ada realisasi diskon tarif rumah tangga sampai Juni 2020 Rp 3,1 triliun yang dalam proses verifikasi dan pencairan.

(Baca: PLN Rugi Rp 38 T di Kuartal I Akibat Beban Pembelian Listrik Swasta)

Lebih lanjut, Zulkifli menjelaskan mengenai kondisi keuangan PLN yang mengalami rugi sebesar Rp 38,87 triliun pada triwulan I 2020. Hal itu disebabkan oleh rugi kurs yang terjadi pada awal tahun ini.

"Kerugian yang tercatat laporan triwulan I 2020 merupakan kerugian yang sifatnya rugi kurs dan merupakan transalation loss yang unrealized karena ada perbedaan kurs dolar," ujarnya.

Hal tersebut sekaligus menjawab pertanyaan dari Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima yang ingin mengetahui secara jelas kondisi keuangan perusahaan setrum pelat merah tersebut. "Kami dapat dari media, kerugian Rp 38 triliun. Bagaimana penjelasannya? Kami ingin dapat laporan langsung," ujar Aria.

Berdasarkan laporan keuangan, PLN mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 38,87 triliun pada kuartal I 2020, berbalik dari laba bersih Rp 4,14 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, perusahaan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 72,7 triliun pada kuartal I 2020, naik 5,5% dibandingkan kuartal I 2019 sebesar Rp 68,91 triliun.

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, mayoritas pendapatan usaha PLN disokong oleh penjualan tenaga listrik yang mencapai Rp 70,24 triliun. Jumlah tersebut naik 5% secara tahunan dari sebelumnya Rp 66,84 triliun.

Kontribusi penjualan paling besar dibukukan penjualan listrik ke masyarakat umum dengan nilai mencapai Rp 65,48 triliun, naik hingga 5,1% secara tahunan dari Rp 62,27 triliun. Penjualan berikutnya disumbang dari lembaga dan kementerian yang nilainya mencapai Rp 3,03 triliun, tumbuh 5% secara tahunan dari Rp 2,89 triliun.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...