Bank Mandiri Andalkan Kanal Digital untuk Optimalkan Dana Pemerintah
PT Bank Mandiri Tbk menyatakan, akan mengoptimalkan teknologi digital untuk mendorong penyaluran kredit dari penempatan dana pemerintah sebesar Rp 10 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilar menjelaskan, penggunaan teknologi digital dimaksudkan untuk mempercepat proses penyaluran kredit, dan untuk memastikan jalannya protokol kesehatan di era normal baru.
"Proses bisnis juga lebih ringkas dengan digital, misalnya kami akan memanfaatkan video call untuk verifikasi permohonan kredit," kata Royke, dalam siaran pers, Rabu (8/7).
Kemudian, untuk menyasar segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pemanfaatan teknologi akan terwujud dari penggunaan Mandiri Pintar. Ia mengatakan, penggunaan aplikasi ini akan mampu memangkas proses administrasi dalam pengajuan kredit mikro produktif.
Mandiri Pintar merupakan aplikasi yang didesain untuk memangkas alur pengajuan kredit mikro, menjadi hanya 15 menit. Menurut Royke, dengan aplikasi ini nasabah tidak perlu lagi datang ke kantor cabang dan menunggu cukup lama untuk persetujuan kredit.
Nantinya, tenaga pemasar kredit mikro Bank Mandiri yang berjumlah 67.000 orang akan dibekali oleh Mandiri Pintar untuk mendorong penyaluran kredit UMKM.
(Baca: Dorong Pertumbuhan UMKM, Bank Mandiri Rilis Aplikasi Kredit Mikro)
Segmen UMKM menjadi bidikan utama Bank Mandiri, sesuai amanat dari pemerintah, yang menyatakan bahwa penyaluran kredit yang berasal dari penempatan dana pemerintah di bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diprioritaskan pada UMKM.
Untuk bidang usahanya, Bank Mandiri akan menyasar UMKM yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan, jasa & perdagangan, industri pengolahan, pariwisata serta sektor lain yang memberikan dampak pada ketahanan pangan.
Menurut paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (29/6), alokasi penyaluran kredit untuk sektor-sektor ini dari Bank Mandiri diperkirakan sebesar Rp 6 triliun.
Sebagai bentuk mitigasi dalam penyaluran kredit PEN ini, Bank Mandiri telah bekerjasama dengan PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), untuk memberikan penjaminan atas kredit modal kerja yang disalurkan kepada pelaku UMKM.
Selain UMKM, Bank Mandiri juga membidik penyaluran kredit ke sektor wholesale, dengan fokus pada perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan, pertambangan & energi, barang konsumer atau fast-moving consumer goods (FMCG), konstruksi, BUMN pupuk, transportasi serta logistik.
Secara umum, Royke memproyeksi penyaluran kredit Bank Mandiri akan tetap tumbuh tahun ini, meski tak setinggi capaian tahun-tahun sebelumnya. Hitungannya, pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini berada di kisaran 1-2%.
(Baca: Bank Mandiri Genjot Kredit dari Sektor FMCG, Farmasi & Telekomunikasi)