Sri Mulyani Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Semester I Minus 1,1%
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan pertumbuhan ekonomi semester I 2020 terkontraksi minus 0,4% hingga 1,1%. Penyebabnya, karena tekanan pada perekonomian kuartal II 2020 kemungkinan lebih besar dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Pada kuartal II 2020 kami perkirakan penurunan pertumbuhan ekonomi di titik minus 3,8%," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (9/7).
Tekanan pada perekonomian sepanjang kuartal II 2020 utamanya disebabkan karena, adanya pembatasan sosial di tingkat daerah secara masif untuk mengendalikan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi hingga minus 1,1% menurut Sri Mulyani sangat mungkin terjadi, mengingat pada kuartal I 2020 perekonomian sudah berada dalam tekanan. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi tercatat hanya 2,97%, jauh di bawah pertumbuhan ekonomi yang biasanya dicapai Indonesia, di kisaran 5%.
Sejak kuartal I 2020, indikasi perlambatan ekonomi sudah terasa dari penurunan konsumsi masyarakat untuk sektor transportasi, restoran, dan hotel. Ditambah lagi, realisasi investasi juga rendah, terutama untuk jenis mesin, dan produk kekayaan intelektual.
Kendati demikian, perdagangan internasional masih bisa tumbuh positif pada kuartal I 2020. Hal ini didorong oleh pertumbuhan ekspor nonmigas, serta penurunan impor seiring pelemahan permintaan domestik.
(Baca: Stimulus Lambat, Kadin Proyeksi Ekonomi RI Minus 6% pada Kuartal II)