Pengusaha Khawatir Demonstrasi Tanpa Henti Mengancam Investasi
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebutkan aksi demonstrasi yang digelar beberapa hari terakhir dan berujung ricuh berdampak pada perekonomian domestik. Jika terus berlanjut, pengusaha khawatir keinginan pemerintah untuk mendorong perekonomian melalui investasi bakal semakin sulit.
"Demonstrasi yang berujung kericuhan itu sudah pasti akan mengganggu situasi ekonomi. Coba dibayangkan jika unjuk rasa terus dibiarkan, pariwisata akan sepi karena ada travel warning, harga saham anjlok, dan kurs rupiah kian merosot," ujar Executive Director Asosiasi Pengusaha Indonesia, Danang Girindrawardana saat ditemui di Jakarta, Rabu (2/10).
Danang menyebut, aksi demonstrasi antara lain membuat omzet pengusaha pada sejumlah sektor, terutama ritel menurun. Meski demikian, ia belum mengantongi angka kerugian yang timbul.
"Semuanya kan terdampak langsung, mal-mal sepi dan transportasi juga lumpuh," kata dia.
(Baca: Demonstrasi Berlanjut, Asing Jual Saham di Pasar Modal Rp 2,56 Triliun)
Menurutnya, banyaknya gelombang unjuk rasa juga akan mengurangi kepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hal itu bertentangan dengan rencana pemerintah yang berupaya untuk mendongkrak investasi guna menggenjot perekonomian.
Sementara itu, Kasubdit Transparasi Kesesuaian Peraturan dan Falisitasi Kementerian Perdagangan Danang Prasta menilai ketidakstabilan kondisi kemanan dan politik saat ini belum mempengaruhi transaksi perdagangan di dalam maupun ke luar negeri. Terlebih, unjuk rasa yang berujung kericuhan baru terjadi pada satu minggu terakir.
"Demonstrasinya kan baru terjadi belakangan ini, jadi harus dilihat dulu timelinenya bagaimana. Sejauh ini belum ada kami belum mengetahui fluktuasi perdagangan akibat demonstrasi," jelas dia.
(Baca: Kronologi Unjuk Rasa Berujung Ricuh pada 30 September Versi Demonstran)
Ia menambahkan, faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan saat ini, yaitu kondisi perekonomian global, permintaan barang dan jasa di luar negeri, serta adanya perang dagang antara Tionkok dan Amerika. Banyaknya gelombang demonstrasi justru menujukan iklim demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik. Namun begitu, Danang menyayangkan adanya kerusuhan.
"Kalau ada penurunan perdagangan itu karena situasi global, itu aspek yang lebih dominan mempengaruhi," kata dia.