Pasar Baja Melemah, Penjualan Gunung Raja Paksi Turun 15% Semester I
Emiten produsen baja, PT Gunung Raja Paksi mencatat penurunan penjualan 15% pada semester I 2019 menjadi US$ 212 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya US$ 250 juta. Manajemen perseroan menyebut, penurunan penjualan disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar seiring Pemilihan Umum (Pemilu) dan Lebaran.
"Banyak industri atau infrastruktur yang wait and see karena memasuki tahun politik, ada Hari Lebaran. Selain itu harga jual juga drop," kata Direktur Utama Gunung Raja Paksi Alouisius Maseimilian usai acara Due Diligence Meeting & Public Expose di Jakarta, Selasa (3/9).
Harga bijih besi global pada beberapa bulan lalu sempat menyentuh level US$ 100 per ton, namun saat ini turun drastis hingga sempat menyentuh level US$ 60 per ton.
(Baca: Gunung Raja Paksi Atur Strategi Hadapi Impor Baja dari Tiongkok)
Menurut Alouisius kinerja paruh pertama tahun ini akan memberikan dampak di semester II, kendati tahun politik sudah berlalu. "Impact semester 1 tentunya ada pengaruh di semester II. Biasanya infrastruktur itu akan mulai take off lagi di semester II," ujarnya.
Untuk mendorong pertumbuhan kinerja, perseroan telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure sekitar US$ 150 juta atau setara Rp 2,1 triliun yang diprediksi terus meningkat setiap tahun. Sebab, saat ini perseroan tengah memodernisasi pabrik baja di Cikarang, Jaawa Barat. Pihaknya bahkan telah memiliki kontrak pembelian mesin modern dari Eropa dan Tiongkok.
Untuk mendanai kebituhan ekspansi, perseroan menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun perusahaan menargetkan dana segar Rp 1,1 triliun dari aksi korporasi tersebut.
Selain mendanai ekspansi, mayoritas dana hasil IPO juga akan digunakan untuk melunasi utang terkait akuisisi produsen baja.
(Baca: Resmi Tawarkan Saham, Gunung Raja Paksi Bidik Rp 1,1 T untuk Akuisisi)
Perusahaan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,2 miliar lembar saham dengan kisaran harga Rp 832-900 per saham. PT Kresna Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas ditunjuk sebagai Pelaksana Emisi Saham. Selain melaksanakan IPO, perusahaan menawarkan obligasi wajib konversi (OWK).