Magalarva, Startup Bisnis Pengolah Sampah yang Didanai Investor Jepang
Arunee mengaku harga jual larva kering kepada masyarakat lokal masih sekitar Rp 15 ribu sampai 18 ribu per kilogram. Meski lebih murah daripada produk ekspor, Magalarva kesulitan untuk bersaing dengan tipe pakan ternak lainnya yang berjenis anorganik. Untuk mesin pengering juga masih dalam kerja sama kemitraan. Apalagi, kapasitas pengolahan fasilitas Magalarva di Parung, Kabupaten Bogor yang masih kecil, membuat ongkos produksinya tinggi.
(Baca: BEI Cari Cara Tingkatkan Valuasi Start Up Agar Dapat IPO)
Padahal, larva BSF memiliki keunggulan yang berbeda daripada serangga lainnya. Sebab, Magalarva memiliki kandungan protein yang tinggi bagi ternak. Kemudian, produk lainnya bisa menjadi lemak untuk produk farmasi. Selain itu, ada juga kandungan probiotik dan antibiotik yang baik bagi penggunanya.
Chief Executive Officer (CEO) Magalarva Rendria Labde memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap isu lingkungan. Sehingga, Magalarva terbentuk tahun 2017 setelah riset tentang larva BSF selesai pada Juli 2017.
Mimpi Magalarva jauh lebih besar lagi. Ekspansi bisnis untuk mendekat kepada sumber limbah sehingga produksi larva jauh lebih besar lagi. Tak disangka, Februari 2019 lalu, setelah bersaing dengan ribuan perusahaan, Magalarva menjadi salah satu dari enam perusahaan rintisan yang dapat pendanaan sebesar US$ 30 ribu atau sekitar Rp 420 juta (asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS) dari Gree Ventures.
Gree Ventures adalah perusahaan modal ventura asal Jepang. Belum lama ini, Gree Ventures bersama Innovation Factories yang dimiliki Grup Salim mendirikan program akselerator startip bernama Skala.
Menurut Arunee, pendanaan itu bakal digunakan untuk memperdalam riset tentang Black Soldier Fly agar tingkat produktivitas larva meningkat. Selain itu, Margalarva juga bakal membangun mesin otomasi untuk pengering serta pabrik kecil untuk mendorong kapasitas produksi. "Kami ingin ongkos produksi murah supaya bisa bersaing dalam penjualan kepada masyarakat dalam negeri," katanya lagi.
(Baca: AHY Minta Pemenang Pilpres 2019 Perbanyak Pusat Inkubasi Startup)