Prediksi Chairul Tanjung Soal Bisnis di Masa New Normal

Image title
15 Mei 2020, 10:45
Chairul Tanjung, CT, pandemi corona, new normal
Katadata
Pendiri CT Corp Chairul Tanjung memaparkan pandangannya terkait perubahan paradigma bisnis perusahaan selama pandemi corona.

Pendiri CT Corp Chairul Tanjung menyampaikan pendapatnya mengenai perubahan dinamika bisnis dan pola kerja perusahaan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Menurut dia pandemi Covid-19 mengubah sikap dan perilaku manusia yang melahirkan new normal atau kehidupan normal baru. 

Perubahan ini terlihat dari berkurangnya interaksi antar manusia secara fisik, sesuai dengan imbauan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Interaksi fisik ini makin berkurang dengan imbauan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), serta penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Karena perubahan perilaku tersebut, interaksi antar manusia kini beralih menggunakan medium teknologi. Akibatnya bisnis harus melakukan perubahan paradigma," kata pria yang kerap disebut CT ini, dalam diskusi dengan Forum Pimpinan Redaksi secara daring, Kamis (14/5).

Salah satu perubahan paradigma yang ia sorot adalah, penyelenggaraan conference atau pertemuan, yang sekarang melalui media teknologi. Hal inilah yang ia sebut sebagai "New Normal", ada aktivitas, namun berubah pelaksanaan atau mediumnya.

Salah satu indikator yang menggambarkan perubahan paradigma ini, agaknya bisa dilihat dari melonjaknya penggunaan aplikasi pertemuan daring seperti Tencent Conference, WeChat Work, Zoom, Microsoft Teams dan Slack.

(Baca: The Fed Ramal Resesi Ekonomi akibat Pandemi Corona di AS Bakal Panjang)

Mengutip Reuters, Sabtu (14/3), firma analisis aplikasi Sensor Tower mencatat lima aplikasi ini menggaet 6,7 juta pengguna baru pada minggu pertama Maret 2020.

Perubahan paradigma perusahaan juga akan terlihat dari pola kerja dan pemanfaatan sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, pandemi corona yang memukul sebagian besar sektor ekonomi membuat revenue perusahaan terpengaruh. Alhasil, perusahaan harus mencari cara untuk efiensi, yang salah satunya menyangkut SDM.

Efisiensi yang dilakukan perusahaan adalah, mengoptimalkan penggunaan mesin dan mengurangi SDM. Di era otomatisasi, hal ini ia katakan, merupakan sebuah keterpaksaan.

Sisi negatifnya, pola perubahan ini akan berujung pada berkurangnya orang yang bekerja alias pengangguran meningkat. Hal ini akan mengarah pada penurunan demand, sehingga konsumsi domestik akan berkurang.

"Berkurangnya demand yang berujung pada penurunan konsumsi domestik ini harus diantisipasi, agar mata rantai problemnya diputus," ujarnya.

(Baca: Kadin Pantau Pengangguran Tembus 10 Juta Orang Imbas Pandemi Corona)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...