Pemerintah Akan Batasi Kapal Masuk ke Empat Wilayah Laut

Ameidyo Daud Nasution
20 Maret 2017, 19:49
Kerusakan Terumbu Karang Raja Ampat
ANTARA FOTO/HO/Pemda Kabupaten Raja Ampat

Sama halnya seperti di Australia, yang tidak pernah mengalami kejadian serupa karena lautnya memiliki banyak gugusan karang besar (Great Barrier Reef). "Itu kalau mau kita lihat secara objektif," katanya.

Terkait berapa besar kerusakan terumbu karang yang terjadi di Raja Ampat, Havas mengaku saat ini pihaknya masih mendalami. Masih ada dua dari sembilan penampang lintang  (transect) wilayah yang belum selesai hasil survei kerusakannya. Adapun total wilayah yang disurvei mencapai 22.060 meter persegi. 

Kegiatan survei ini sempat berhenti karena ada beberapa kendala di lapangan. "Kemarin itu ombak deras, maka tidak dilanjutkan dulu," kata Havas. Dirinya menargetkan survei dua bidang penampang lagi akan segera dikerjakan lagi besok. (Baca: Pemerintah Urus Klaim Asuransi Kerusakan Karang Raja Ampat)

Untuk diketahui, rusaknya terumbu karang di Raja Ampat berawal dari masuknya kapal MV Caledonian Sky seberat 4200 gross ton, pada 3 Maret 2017. Kapal berbendera Bahama itu dinahkodai oleh Kapten Keith Michael Taylor. Kapal pesiar ini membawa 102 turis dan 79 anak buah kapal (ABK).

Setelah mengelilingi pulau, mengamati keanekaragaman burung dan menikmati pementasan seni, para penumpang kembali ke kapal siang hari pada 4 Maret 2017. Kapal pesiar itu kemudian melanjutkan perjalanan ke Bitung pada pukul 12.41 WIT.

Di tengah perjalanan menuju Bitung, MV Caledonian Sky kandas di atas sekumpulan terumbu karang di Raja Ampat. Kapten Keith Michael Taylor merujuk pada petunjuk peta GPS dan radar, tanpa mempertimbangkan faktor gelombang dan kondisi alam lainnya. Kandasnya kapal inilah yang akhirnya menimbulkan kerusakan terumbu karang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...