Mengenal Tradisi Omed-omedan, Ajang Cari Jodoh di Tanah Dewata

Tifani
Oleh Tifani
19 September 2022, 14:31
tradisi omed-omedan
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.
Seniman menampilkan kesenian Barong Ket saat pagelaran Taman Ayun Barong Festival di Pura Taman Ayun Mengwi, Badung, Bali, Minggu (11/9/2022). Kegiatan tersebut kembali digelar setelah sempat ditiadakan selama dua tahun akibat pandemi COVID-19 untuk pelestarian warisan budaya Bali dan sebagai daya tarik pariwisata.

Salah Arti

Terkadang Tradisi Omed-omedan disalah artikan oleh masyarakat di luar Bali. Tradisi Omed-omedan ini dianggap sebagai tradisi salah kaprah karena merupakan ritual ciuman masal dari Desa Sesetan. Namun terlepas dari hal tersebut, Tradisi Omed-omedan merupakan salah satu tradisi yang unik dan masih sangat terjaga hingga saat ini.

Dilansir dari Denpasarkota.go.id, di masa lampau masyarakat Desa Sesetan memandang Tradisi Omed-omedan hanya berupa bagian dari wujud masima karma atau dharma shanti (menjalin silahturahmi) antar sesama warga.

Namun seiring berjalannya waktu, Tradisi Omed-omedan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Menyadari hal ini, masyarakat Desa Sesetan kemudian menjadikan Tradisi Omed-omedan jadi sebuah festival warisan budaya tahunan dengan mengusung tema omed-omedan Cultural Heritage Festival yang akan dimeriahkan dengan  adanya bazzar dan juga panggung pertunjukan.

Dari tahun ke tahun pengunjung festival terus mengalami peningkatan, apalagi yang tak ketinggalan yaitu dari penggemar fotografi yang saling berkompetisi untuk mengabadikan momen tersebut sebagai objek yang sangat menarik jika diabadikan melalui lensa kamera.

Tradisi Omed-omedan diperkirakan telah ada sejak abad ke-17. Konon Tradisi Omed-omedan berasal dari masyarakat Kerajaan Puri Oka yang terletak di Denpasar Selatan. Saat itu, masyarakat berinisiatif untuk membuat permainan tarik-menarik. Lama kelamaan, permainan ini semakin menarik dan berubah menjadi saling rangkul. Aksi permainan itu membuat suasana menjadi gaduh, Raja Puri Oka yang tengah sakit keras menjadi marah-marah. Ia merasa terganggu dengan suasana berisik itu. Namun, saat raja keluar dan melihat permainan Omed-omedan, ia malah sembuh dari sakitnya.

Sejak saat itu, sang raja memerintahkan supaya Omed-omedan diselenggarakan setiap tahun, setiap menyalakan api pertama atau Ngembak Geni usai perayaan Hari Raya Nyepi. Tradisi Omed-omedan sempat dihentikan penyelenggaraannya di Desa Sesetan. Saat dihentikan terjadi kejadian aneh, yakni dua ekor babi yang saling berkelahi di depan pelataran pura. Masyarakat menganggap kejadian itu sebagai pertanda buruk, akhirnya Tradisi Omed-omedan dilakukan kembali.

 

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...