Permintaan Melemah, Harga Batu Bara April Turun 1,89%
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) pada April 2019 sebesar US$ 88,85 per ton, atau turun US$ 1,89 per ton, dari bulan lalu sebesar US$ 90,57 per ton. Ini berdasarkan Keputusan Menteri ESDM 60 K/30/MEM/2019.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan penurunan HBA ini dipengaruhi oleh adanya pembatasan impor batu bara oleh India. Beberapa pabrik keramik sebagai konsumen batu bara di sana terpaksa harus ditutup karena masalah lingkungan.
(Baca: Kebutuhan Batu Bara Diprediksi Turun, Indonesia Perlu Antisipasi)
Selain itu, penurunan harga tersebut akibat berkurangnya pasokan batu bara dari Australia ke Tiongkok. Negeri Tirai Bambu terpaksa memperbanyak produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Permintaan batu bara Rusia untuk memasok ke Eropa juga turun. Hal ini menyebabkan Rusia memasok batu bara ke negara lain seperti Jepang dan Korea, padahal kedua negara tersebut merupakan pasar Indonesia.
"Suplai batu bara dari Indonesia ke Jepang dan Korea turun," kata Agung kepada Katadata.co.id, Kamis (4/4).
Adapun HBA pada April ini merupakan yang terendah sejak bulan Juni tahun lalu. Secara berurutan, harga batu bara sebesar US$ 100,69 per ton pada Juni 2018, naik dari US$ 89,53 per ton di bulan sebelumnya. Kemudian, harganya menanjak menjadi US$ 104,65 per ton pada Juli dan US$ 107,83 per ton pada Agustus.
(Baca: Harga Batu Bara Tergantung Pemulihan Ekspor ke Tiongkok)
Selanjutnya, harga batu bara terus mengalami penurunan. Harganya menjadi US$ 104,81 per ton pada September dan sebesar US$ 100,89 per ton pada Oktober. Lalu, harganya turun lagi menjadi US$ 97,90 per ton pada November dan sebesar US$ 92,51 per ton pada Desember.
Penurunan harga berlanjut ke tahun ini. Harga batu bara sebesar US$ 92,41 per ton pada Januari, sebesar US$ 91,80 per ton pada Februari, dan turun lagi menjadi US$ 90,57 per ton pada Maret ini.
Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia penurunan tersebut menyebabkan pendapatan perusahaan batu bara mengalami penurunan. "Perusahaan juga berhati-hati menyikapi kondisi permintaan global yang masih ketat," ujarnya.