Permintaan Menyusut, Harga Batu Bara Februari 2019 Turun 0,7%
Harga Batu bara Acuan (HBA) periode Februari 2019 turun sekitar 0,7% dari bulan sebelmnya. Salah satu penyebabnya adalah turunnya permintaan.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan HBA Februari 2019 hanya US$ 91,80 per ton. Padahal, pada Januari 2019 bisa mencapai US$ 92,41 per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan penurunan permintaan masih menjadi penyebab utama turunnya HBA. Penurunan permintaan terjadi untuk Tiongkok dan India.
Kedua negara tersebut, menurut Agung masih mengkonsumsi batu bara hasil produksi dalam negeri. "Tiongkok masih memanfaatkan produksi dalam negeri, India masih memiliki cadangan," kata dia, kepada Katadata.co.id, Senin (4/2).
Pembatasan impor dari Tiongkok juga menjadi salah satu faktor HBA menurun. Kebijakan ini membuat pasokan batu bara melimpah.
Tiongkok merupakan pasar ekspor terbesar komoditas batu bara bagi Indonesia, dan umumnya ekspor batu bara kalori rendah. Selama ini, Indonesia mengirim sekitar 30 % dari total produksi batu bara ke Tiongkok.
(Baca: Kebutuhan Batu Bara PLN Tahun Ini Naik Jadi 96 Juta Ton)
Adapun, HBA Januari sebesar US$ 95,45 per ton. Lalu, naik pada Februari mencapai US$ 100,69. Sebulan kemudian turun US$ 94,75 per ton. Kemudian, periode April US$ 101,86 per ton. Setelah itu turun ke level terendah pada Mei US$ 89,53 per ton.
Pada Juni 2018, HBA kembali naik hingga US$ 100,69 per ton. Harga batu bara kemudian menanjak jadi US$ 104,65 per ton pada Juli. Agustus juga masih naik US$ 107,83 per ton. Namun, September turun jadi US$ 104,81 per ton. Penurunan harga berlangsung hingga Oktober mencapai US$ 100,89 per ton. Lalu, November US$ 97,90 per ton. Desember US$ 92,51 per ton.