Dua Upaya Menteri Jonan untuk Menurunkan Impor Migas

Anggita Rezki Amelia
29 November 2018, 13:10
Jonan
ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

Jika mobil listrik tidak berjalan, Jonan memprediksi tahun 2025 impor BBM akan mencapai 1 juta barel per hari. Saat ini impor BBM mencapai 400 ribu barel per hari. Sementara itu menurut Jonan sat ini konsumsi BBM sebesar 1,3 juta bph. "Ini tantangan. Tidak usah debat diskusi panjang," kata Jonan.

Meski begitu, Jonan tak menampik ada beberapa kendala dalam mengembangkan kendaraan listrik. Salah satunya faktor harga yang masih mahal. Untuk mobil listrik hasil impor harganya sekitar Rp 5,5 miliar per unit.

Untuk itu pemerintah masih mendiskusikan untuk mencari solusi agar program mobil listrik bisa berkembang nantinya. "Gaji saya nggak cukup untuk beli mobil listrik. Ini yang musti ditanyakan, serius atau tidak membangun mobil listrik," kata Jonan.

(Baca: Gaikindo Khawatir Pengembangan Mobil Listrik Matikan Industri Otomotif)

Sebagai informasi, kinerja neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar US$ 10,74 miliar dalam 10 bulan pertama tahun ini. Hal ini turut berkontribusi terhadap melebarnya defisit neraca dagang Januari-Oktober 2018 sebesar US$ 5,51 miliar atau setara Rp 82,72 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya surplus US$ 11,86 miliar. Penyebab defisit tersebut lantaran impor migas yang besar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...