Cerita Kepala SKK Migas yang Sering Dimarahi Menteri Jonan

Anggita Rezki Amelia
7 November 2018, 13:57
Amien SKK
Arief Kamaludin (Katadata)

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengungkap cerita mengenai dirinya yang sering dimarahin Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Penyebabnya adalah turunnya produksi yang tidak diimbangin penurunan cost recovery (penggantian biaya operasi).

Hingga September 2018, lifting minyak bumi mencapai 774 ribu barel per hari (bph). Ini di bawah target 800 ribu bph.

Menurut Amien, Indonesi menghadapi tantangan untuk menaikkan produksi minyak bumi. Penyebabnya, adalah 47% lapangan minyak di Indonesia tergolong tua. Artinya, lapangan itu sudah berproduksi di atas 25 tahun, bahkan ada yang sampai 50 tahun.

Sementara itu, cost recovery tidak turun. “Saya dimarah-marahi terus sama bos saya. Bapak, jadi menterinya pas di buntut. Coba di depan,” kata dia di Jakarta, Rabu (7/11).

Adapun cost recovery hingga September 2018 sudah mencapai US$ 8,73 miliar dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2018 sebesar US$ 10,09 miliar.

Amien mengatakan biaya tersebut tidak turun karena kondisi lapangan yang sudah tua. Jadi, di saat produksi turun, biaya tidak bisa mengikutinya.

Ini berbeda dengan kondisi Lapangan Banyu Urip yang masih tergolong baru dalam produksi. Lapangan yang termasuk Blok Cepu ini produksinya bisa naik, dan biayanya diturunkan. “Tapi coba pegang banyu urip 20 tahun lagi sengsara juga,” ujar dia.

Di sisi lain, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) terus naik. Alhasil, impor akan membengkak. Ujungnya, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (US$) yang terkena imbas.

(Baca: Lifting Migas Kuartal III Belum Capai Target, Cost Recovery Sudah 87%)

Menurut Amien, kalau mau produksi naik, harus ada penemuan cadangan minyak dengan skala besar. Namun, ini membutuhkan waktu yang lama.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...