Potensi Menggiurkan Blok Rokan yang Diperebutkan Chevron dan Pertamina

Anggita Rezki Amelia
27 Juli 2018, 15:09
Ladang Minyak
Chevron

Chevron bukan tiba-tiba mendapatkan Blok Rokan. Mereka sudah berada di Indonesia sejak 1924. Saat itu masih memakai nama Caltex dan tengah mencari minyak di kawasan Sumatera.

Sebelum kontrak berakhir atau tepatnya 1992, Chevron sudah mendapatkan kepastian beroperasi di Blok Rokan hingga 8 Agustus 2021. Mereka mengelola 100% blok tersebut hingga kini.

Luas blok ini mencapai 6.220 kilometer persegi (km2). Blok Rokan memiliki hampir 96 lapangan minyak. Namun, lapangan yang tergolong memiliki potensi minyak besar hanya Duri, Minas, dan Bekasap.

Lapangan Duri menjadi sempat menjadi primadona karena bisa menghasilkan minyak bumi dalam jumlah besar. Lapangan yang ditemukan tahun 1941 dan berproduksi 1958 ini mencapai titik puncak 65.000 barel per bari pada 1965. Setelah itu mengalami penurunan produksi secara alamiah.

Chevron tak tinggal diam dan mulai menerapkan teknologi injeksi uap (steam flood) sejak 1985  untuk menopang produksi migas. Teknologi itu sebenarnya sudah diuji coba sejak 1975.

Alhasil, produksi Lapangan Duri bisa mencapai 300 ribu barel per hari pada 1994. Hingga saat ini, Lapangan Duri telah menghasilkan lebih dari 2,6 miliar barel minyak.

Sumur Minyak
Sumur Minyak (Chevron)

Lapangan andalan lainnya adalah Minas dan diklaim sebagai terbesar yang pernah ditemukan di Asia Tenggara. Lapangan yang ditemukan 1944 dan berproduksi 1952 itu menghasilkan minyak jenis Sumatran Ligth Crude yang diklaim terkenal di dunia.

Chevron perlu 17 tahun untuk memperoleh produksi 1 miliar barel di Minas yang terjadi pada tahun 1969. Adapun Pada 1970-an, operator blok itu menerapkan teknologi injeksi air (water-flood) yang pertama diperkenalkan dan diterapkan di Minas.

Teknologi injeksi itu berhasil mendorong produksi Minas. Tahun 1976, Minas mencatat sejarah produksi 2 miliar barel. Lalu di tahun berikutnya, Minas mencapai angka produksi tiga miliar barel minyak pada tahun 1984.

Kemudian di 1990, Chevron menerapkan instalasi metode pola injeksi air (pattern water-flood method) di Minas. Sekitar enam sumur minyak di bor di wilayah itu. Dengan metode injeksi itu, Lapangan Minas pun mencapai produksi kumulatif 4 miliar barel minyak pada tahun 1997.

(Baca: Luhut Buka Peluang Blok Rokan Dikelola Bersama Pertamina dan Chevron)

Selang beberapa tahun yakni pada 2013, Chevron menggunakan teknologi baru di Minas yakni surfactant flooding. Ini untuk meningkatkan produksi minyak di Rokan. Dari data SKK Migas,  sejak beroperasi 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi Chevron di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar  sejak awal operasi.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...