Arcandra Koreksi Survei Fraser soal Iklim Investasi Migas Indonesia

Anggita Rezki Amelia
Oleh Anggita Rezki Amelia - Arnold Sirait
8 Desember 2017, 17:01
IPA 2017
Arief Kamaludin|Katadata
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memberikan tinjauan persoalan migas di stand pamer Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, (17/5).
ESDM
(Kementerian ESDM)

Dalam infografik ini, Kementerian ESDM juga memaparkan bahwa kontrak bagi hasil gross split telah diminati kontraktor kontrak kerja sama. Hal ini tercermin dari hasil sementara proses lelang wilayah kerja migas tahun 2017.

ESDM
(Kementerian ESDM)

Seperti diketahui, survei Fraser Institue bertajuk “Global Petroleum Survey 2017” mengelompokkan Indonesia ke dalam 10 negara dengan tingkat iklim investasi terburuk tahun ini, bersama Venezuela, Bolivia, Libya, Irak, Ekuador,  California, Kamboja, Prancis dan Yaman. Dalam survei yang diterbitkan 28 November 2017 itu, Indonesia menempati posisi 92 dari 97 negara. 

Ada dua faktor yang dianggap membuat iklim investasi sektor migas di Indonesia kurang menarik. Pertama adalah adanya perpajakan yang dipungut pada masa eksplorasi. Kedua, adalah skema kontrak bagi hasil gross split.

Survei yang dilakukan Fraser terhadap 333 responden yang merupakan Chief Executive Officer (CEO), presiden direktur, wakil presiden direktur, direktur, manajer, geologis, konsultan, ekonom, bahkan pengacara. Survei ini dilakukan 23 Mei 2017 hingga 28 Juli 2017.

(REVISI: Artikel ini sudah diperbarui tanggal 9 Desember 2017, pukul 23.50 WIB untuk memasukkan dua infografik yang dibuat sendiri oleh Kementerian ESDM sebagai Hak Jawab atas pemberitaan sebelumnya Katadata mengenai "Indonesia Masuk 10 Negara dengan Iklim Investasi Migas Terburuk".)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...