Penyatuan Golongan Listrik Bisa Bikin Tagihan Masyarakat Mahal

Arnold Sirait
17 November 2017, 15:24
Listrik
ANTARA FOTO/Jojon
Seorang penghuni rusunawa mengisi voucher isi ulang listrik di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (9/5/2017)

Dalam laporan keuangan kuartal III-2017 PLN yang dirilis Rabu (1/11), PLN hanya bisa mencetak laba bersih sebesar Rp 3,05 triliun. Jumlah itu lebih rendah 72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 10,97 triliun.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir tidak menampik kebijakan itu berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. “Bagus juga, kalau memang mau menambah dua kali lipat, saya terima kasih,” kata dia di Jakarta, Kamis (17/11). 

Namun, jika perusahaan mendapatkan untung, dana itu akan digunakan untuk listrik desa. Ini karena pemenuhan listrik di desa membutuhkan dana yang tidak sedikit.

(Baca: PLN Butuh Sekitar Rp 1 Triliun Terapkan Penyatuan Golongan Listrik)

Menurut Sofyan, untuk melistriki satu rumah di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Liran butuh Rp 150 juta. “Ongkosnya mahal dan itu seluruhnya dana PLN. Jadi perusahaan harus memperoleh laba. Kalau tidak, 2.500 desa itu tak akan terpenuhi,”  ujar dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...