Melunak Soal Arbitrase Freeport, Luhut: Kalau Ribut Semua Rugi

Miftah Ardhian
6 Maret 2017, 20:55
Luhut
ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberi materi kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (1/3).

Pelepasan saham itu bisa dilakukan secara bertahap. "Karena divestasi sebesar 51 persen itu bukan dikerjakan dalam 3 tahun, tahapannya mungkin bisa 4 sampai 6 tahun," ujar Luhut. (Baca: Tantang Balik Freeport, Jonan: Mau Berbisnis atau Berperkara?)

Jika mengacu kepada pernyataan sebelumnya, sikap Luhut ini memang cenderung melunak terhadap Freeport. Pada Selasa dua pekan lalu (21/2), Luhut optimistis pemerintah akan memenangkan gugatan arbitrase jika diajukan oleh Freeport.

Bahkan, dia memprediksi, harga saham Freeport akan anjlok dan pemerintah bisa saja membeli mayoritas sahamnya dengan harga murah. "Banyak opsi begitu. Jangan dikira Indonesia bisa diatur-atur," ujarnya.

Optimisme itu bersandarkan kepada peraturan yang telah diberlakukan oleh pemerintah. "Kami tahu kan yang jelas undang-undang di kita, peraturan di kita, pengadilan di kita, masak tidak (menang)," ujar Luhut.  (Baca: Optimistis Menang Arbitrase, Luhut Sebut Freeport 'Kampungan')

Alasannya, Freeport sudah sekitar 50 tahun beroperasi di Indonesia. Jadi, perusahaan itu seharusnya menghormati dan menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara ini. Namun, menurut Luhut, kenyataannya saat ini Freeport belum bisa mematuhi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Ia juga menegaskan, jika Freeport tidak ingin mengubah status kontraknya menjadi IUPK maka pemerintah akan tetap menghormati KK yang masih berlaku hingga 2021. Namun, sesuai aturan, pemerintah tidak akan memberikan izin kepada Freeport untuk mengekspor hasil tambangnya.

Kalaupun Freeport tetap ngotot dan kalah di pengadilan arbitrase, Luhut secara tersirat menyatakan tidak akan memperpanjang kontrak pertambangannya di Indonesia. "Nanti (saham Freeport) bisa diambil pemerintah, bisa dengan menggandeng swasta," ujarnya.

Luhut pun yakin, jika Freeport hengkang dari Indonesia, akan ada banyak orang Indonesia yang sanggup mengelola tambangnya. Alasannya, saat ini pun, terdapat 500 lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah bekerja di Freeport.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...