Pembangkit Batu Bara Akan Terus Ditambah
KATADATA ? Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan dalam 10 tahun ke depan, penggunaan batu bara masih mendominasi pembangkit listrik di Asia Tenggara. Makanya pemerintah tetap terus meningkatkan porsi pembangkit batu bara di Indonesia.
Direktur Jenderal ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan bangsa Indonesia memiliki banyak cadangan pasokan batubara sehingga lebih layak diperhitungkan untuk dipergunakan.
Saat ini setengah dari kapasitas pembangkit yang ada di Indonesia yang mencapai 46.103 mega watt, menggunakan batu bara. Dari porsi tersebut, pemerintah menargetkan pada 2020, sekitar 63 persen pembangkit listrik sudah menggunakan batu bara.
Target ini seiring dengan rencana pemerintah mengurangi porsi pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Selain untuk efisiensi biaya, pengurangan porsi pembangkit BBM akan menghemat anggaran negara, karena bisa mengurangi subsidi listrik.
Peningkatan pemanfaatan batu bara untuk pembangkit ini, seiring dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan jatah pasokan batu bara untuk dalam negeri (domestic market obligation/ DMO). Makanya agar kebijakan DMO ini lebih maksimal, maka pemanfaatan batu bara di dalam negeri juga harus ditingkatkan.
Menurut Jarman, dalam memanfaatkan batu bara ada tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu masalah keamanan pasokan, keekonomian, dan lingkungan. ?Batu bara itu menghasilkan emisi yang cukup besar, karena itulah perlu dicari teknologi yang dapat memenuhi tiga kriteria tadi,? ujar Jarman, dalam keterangannya di situs resmi Kementerian ESDM, kemarin.
Hingga saat ini, bauran energi bahan bakar pembangkit saat ini masih menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap minyak bumi, yaitu sebesar 49,7 persen. Pemerintah akan berupaya untuk menurunkan ketergantungan ini hingga menjadi 25 persen pada tahun 2025. Selain memperbesar porsi penggunaan batu bara, pemerintah juga akan meningkatkan pemanfaatan gas bumi dan energi terbarukan.