Penambang Emas Kecil Didorong Gunakan Metode Pengolahan Tanpa Merkuri

Image title
16 Juni 2020, 14:29
Ilustrasi, areal pertambangan emas. Pemerintah mendorong penambang emas rakyat mengganti merkuri dengan sianida dalam proses pengolahan emas karena dinilai lebih aman.
ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar
Ilustrasi, areal pertambangan emas. Pemerintah mendorong penambang emas rakyat mengganti merkuri dengan sianida dalam proses pengolahan emas karena dinilai lebih aman.

Selain itu, jika penggunaan bahan baku sianida dapat terimplementasi, pemerintah diharapkan melakukan pengawasan ketat. Pasalnya, sisa limbah dari pengolahan emas menggunakan sianida sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat.

"Maka itu, perlu adanya sosialisasi lebih intens antara pembuat kebijakan dengan penambang rakyat skala kecil," kata Rizal.

Kepala BPPT Hammam Riza menambahkan, pihaknya juga telah merancang teknologi pengolahan emas non-merkuri untuk penambang emas skala kecil, dengan bahan baku sianida. Hal ini sebagai upaya pemerintah dalam mengurangi penggunaan merkuri.

(Baca: Korelasi Tambang Emas Ilegal dengan Banjir dan Longsor di Bogor)

Teknologi ini tengah diimplementasikan oleh Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Mineral, dalam proyek percontohan yang dibangun di lokasi tambang emas rakyat Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kami berharap bahwa pilot project itu menjadi model penambangan emas skala kecil serta dapat meningkatkan keekonomian masyarakat di sekitarnya," kata Hammam.

Bila dipilah, ada dua rekomendasi BPPT  dalam metode pengolahan emas berdasarkan karakteristik bijih. Misalnya, untuk bijih emas sekunder direkomendasikan metode gravitasi yang tidak menggunakan bahan kimia. Sementara  metode sianidasi yang terkelola ditujukan untuk bijih emas primer oksida.

Catatan: Artikel ini telah mengalami sedikit perubahan pada judul untuk lebih menguatkan dengan konteks informasi dalam tubuh berita.  

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...