Ekspor Batu Bara Anjlok 10%, Kementerian ESDM Incar Pasar Baru di Asia

Image title
30 Juni 2020, 16:09
esdm, ekspor, batu bara, pandemi corona, virus corona, covid-19
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, aktivitas tambang batu bara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (17/1/2019). Kementerian ESDM menyebut ekspor batu bara sepanjang Januari hingga Mei 2020 turun 10% akibat pandemi corona.

Analis Keuangan Energi IEEFA Ghee Peh menyebut pemerintah Tiongkok dan India mendukung penguatan industri batu bara di kedua negara. Hal itu menyebabkan volume produksi dan keuangan 10 perusahaan batu bara di Indonesia anjlok.

“Volume produksi lebih rendah dan ditambah harga jual batu bara yang secara historis bersifat sangat rendah akan memangkas laba perusahaan tersebut tahun ini, dan kemungkinan juga tahun depan,” ujar Peh.

Lebih lanjut, menurut dia, para pelaku usaha tambang di Indonesia berisiko menghadapi anjloknya volume pejualan serta harga yang jatuh bebas pada tahun ini. Apalagi dari sisi volume, sektor batu bara di Indonesia sangat mengadalkan ekspor lantaran tiga perempat dari semua permintaan.

"Selain itu, ada risiko yang terkonsentrasi karena lebih dari setengah dari ekspor batu bara ditujukan ke Tiongkok dan India yang sejak Covid-19 membatasi impor dan mendorong produksi batu bara domestik," ujarnya.

Peh memproyeksi ekspor batu bara Indonesia ke Tiongkok akan turun sebanyak 10% year on year (yoy) dan ekspor batu bara Indonesia ke India akan merosot hingga 20% yoy. Namun, ada risiko penyusutan volume ekspor yang lebih besar untuk India.

Menurut Peh, hal itu akan berdampak pada 10 perusahaan batu bara di Indonesia yang terdaftar di bursa saham. Adapun perusahaan yang akan mengalami penurunan permintaan ini memproduksi 66% dari seluruh batu bara Indonesia yang diekspor tahun 2019.

“Turunnya volume produksi berarti para produsen terpaksa memangkas biaya dan mengurangi output atau mengamankan pembeli baru,” ujarnya.

Meskipun Kementerian ESDM telah menyatakan bahwa Indonesia berencana mendorong ekspor batu bara ke Vietnam, Bangladesh, dan Pakistan. Namun peluang pasar di ketiga negara itu tidak merata dan diperkirakan tidak akan mudah melakukan negosiasi.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...