Besok, Ahok Bakal Rapat Bahas Penyebab Kebakaran Kilang Balongan
Penyebab terbakarnya tangki di Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat, pada Senin lalu hingga kini masih menjadi tanda tanya. Pertamina menduga ada kebocoran pipa dan sambaran petir yang memicu munculnya ledakan dan api.
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan pihaknya sedang mencari tahu penyebab kebakaran tersebut. Perusahaan pelat merah ini juga telah membentuk tim investigasi. "Sedang kami investigasi. Kamis baru rapat," kata dia singkat kepada Katadata.co.id, Selasa (30/3) malam.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebelumnya meminta kepada semua pihak untuk menunggu hasil investigasi dengan melibatkan aparat melihat langsung ke lokasi. Perusahaan juga mengumpulkan semua informasi, baik internal maupun eksternal, untuk menjadi bahan investigasi.
Nicke menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi di area tangki penyimpanan bahan bakar minyak atau BBM. Lokasi yang terdampak sekitar 2 hektare dari total 180 hektar area Kilang Balongan.
Dari 72 tangki di area kilang dengan total kapasitas 1,35 juta Kilo Liter (KL), ada empat tangki yang terdampak atas insiden tersebut dengan kapasitas 100 ribu kiloliter. Angka ini sekitar 7% dari total kapasitas penyimpanan di Kilang Balongan.
Kabar terbaru, Pertamina telah berhasil memadamkan dua tangki yang terbakar pada har ini. Satu tangki sekitar pukul 01.30 WIB dini hari tadi, disusul satu tangki lagi sekitar pukul 06.44 WIB. Sedangkan dua tangki lainnya terus dilakukan pemadaman.
BMKG Bantah Dugaan Petir Penyebab Kebakaran Kilang Balongan
Terkait petir, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah dugaan tersebut. Tidak terdeteksi adanya aktivitas sambaran petir di wilayah Kilang Balongan pada saat kejadian, sekitar pukul 00.45 WIB.
“Berdasarkan alat monitoring lightining detector yang berlokasi di Jakarta dan Bandung dari pukul 00.00 hingga pukul 02.00 WIB pada Senin lalu, tidak terdeteksi adanya aktivitas sambaran petir di wilayah Kilang Balongan," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Rahmat Triyono, dikutip dari Antara.
BMKG melakukan pengawasan alat kelistrikan udara. Rahmat mengatakan, pada saat kejadian kebakaran sekitar pukul 00.00- 02.00 WIB, kerapatan petir berkumpul pada bagian barat kilang minyak Balongan sejauh kurang lebih 77 kilometer. Lokasi ini berada di sekitar Subang, dengan klasifikasi tingkat kerapatan petir sedang hingga tinggi.
Petir adalah kilatan listrik di udara yang disertai bunyi gemuruh karena bertemunya awan yang bermuatan listrik positif dan negatif. Ada tiga tipe kilatan tersebut, yaitu dari awan ke awan, di dalam awan, dan dari awan ke bumi. “Yang paling berbahaya adalah dari awan ke bumi,” ujarnya.