Jokowi Minta Jepang Lanjutkan Proyek Abadi LNG di Blok Masela
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Jepang hari ini, Rabu (27/7) dan bertemu dengan Perdana Menteri Kishida Fumio di Tokyo. Keduanya membahas sejumlah proyek investasi baru Jepang di Indonesia sekaligus mengundang investasi baru di bidang lainnya.
Salah satu isu yang dibahas Presiden yaitu kelanjutan proyek gas Abadi LNG di Blok Masela. Proyek ini mangkrak setelah Shell ingin melepas saham participating interest (PI)-nya di Masela sehingga Inpex, selaku operator blok migas ini, harus mencari mitra baru.
"Beberapa proyek strategis yang saya sampaikan agar dipercepat penyelesaiannya antara lain MRT Jakarta North-South Fase II dan East-West Fase I, Kawasan Industri Papua Barat, perluasan Pelabuhan Patimban dan Jalan Tol Akses Patimban. Kami juga membahas komitmen kerja sama bagi kelanjutan Proyek Gas Masela," tulisnya dalam akun Facebook Presiden Joko Widodo pada Rabu (27/7).
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan permintaan khusus kepada Jepang untuk memberikan dukungan penurunan tarif untuk beberapa produk seperti tuna, pisang dan nanas, serta akses pasar untuk produk mangga dari Indonesia. "Saya menawarkan kerja sama yang lebih intensif untuk pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Jepang," tambahnya.
SKK Migas berharap total nilai investasi Inpex pada Blok Masela tidak berubah secara signifikan usai adanya kebijakan perusahan untuk menggunakan Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS). Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, rencana pengembangan (PoD) proyek LNG Lapangan Abadi masih dalam tahap revisi.
Perusahaan migas asal Jepang, Inpex, menunda operasional proyek Lapangan Abadi, Blok Masela, Maluku hingga 2030. Semula, perusahaan ini menargetkan proyek LNG Abadi bisa mulai beroperasi pada 2027.
"Karena ada permintaan untuk memasukkan CCUS, karena itu jadi strategi korporasi mereka, tapi insyaallah yang investasi yang sudah ada kami harap bisa ditekan walau ada CCUS. Kami harapkan total investasinya juga tidak berubah banyak," kata Dwi saat ditemui wartawan di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (27/7).
Sebelumnya SKK Migas menargetkan Inpex Corporation harus mendapatkan mitra dalam menggarap proyek Abadi LNG Blok Masela pada akhir tahun ini. SKK Migas akan mengupayakan agar Inpex mendapat mitra tahun ini.
Dwi mengatakan sembari mencari mitra, Inpex akan merampungkan persetujuan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan pembebasan lahan non-hutan. "Abadi Masela target tahun ini harus selesai mengenai partnership dan juga studi CCUS," kata Dwi saat ditemui wartawan di Kantor SKK Migas pada Jumat (15/7).
Proyek ini ditargetkan onstream atau mulai berproduksi pada kuartal II 2027 dengan biaya investasi US$ 19,8 miliar. "Revisi (PoD) lagi kami harapkan selesai. Mitra potensial pengganti Shell kami belum dapat update, setahu saya mereka (Inpex) menawarkan ke berbagai pihak karena ini cukup menarik, karena cadangannya besar," ujarnya.