Harga Minyak Naik 4,4% ke US$ 88,92, Akhir Tahun Diramal Capai US$ 100

Happy Fajrian
29 September 2022, 11:15
harga minyak
ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Petugas memeriksa pengoperasian Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).

Goldman mengatakan tetap bullish, mengantisipasi bahwa harga minyak kemungkinan akan naik dari level saat ini mengingat keadaan pasar yang masih sangat ketat. Mereka mengutip dolar yang kuat dan perkiraan permintaan yang melemah, yang akan tetap menjadi hambatan kuat terhadap harga hingga akhir tahun.

“Namun, pengaturan pasokan bullish struktural - karena kurangnya investasi, kapasitas cadangan yang rendah dan inventaris - hanya tumbuh lebih kuat, pasti membutuhkan harga yang jauh lebih tinggi,” kata Analis Goldman Sachs Damien Courvalin dan Callum Bruce dalam sebuah catatan seperti dikutip Reuters.

Sebelumnya, EIA melaporkan penarikan persediaan minyak mentah sebesar 200.000 barel untuk minggu hingga 23 September. Minggu sebelumnya telah melihat peningkatan 1,1 juta barel pada persediaan.

Penarikan kejutan pada Rabu datang setelah American Petroleum Institute (API) memperkirakan peningkatan 4,15 juta barel untuk pekan hingga 23 September, membuat pasar lengah.

Dalam jajak pendapat Fed Dallas yang dirilis pada hari Rabu, para eksekutif minyak dan gas mengurangi ekspektasi harga minyak akhir tahun mereka, menjatuhkan mereka dari rata-rata US$ 107,93 kuartal terakhir menjadi US$ 88,74 per barel dalam survei terbaru.

Para eksekutif yang paling pesimis memperkirakan US$ 65 per barel, seperti yang mereka lakukan pada kuartal terakhir, sementara bulls telah mengurangi harga high-end mereka dari US$ 160 per barel menjadi US$ 120 per barel.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...