Harga Minyak Sepekan Anjlok 20%, Kapan Harga Pertamax dkk Turun?

Muhamad Fajar Riyandanu
26 September 2022, 16:30
harga minyak, harga bbm, harga pertamax, bbm,
ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Ilustrasi rig pengeboran migas.

Harga minyak terus merosot dalam sepekan terakhir. Penurunannya bahkan mencapai US$ 20 per barel. Anjloknya harga minyak dipengaruhi kekhawatiran dunia terhadap prospek permintaan bahan bakar di tengah ancaman resesi ekonomi global yang dipicu oleh kenaikan suku bunga.

Dalam sepekan terakhir harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 19,41 per barel atau 20,01% dari US$ 97,01 menjadi US$ 77,60 pada sesi perdagangan Senin (26/9) siang waktu Indonesia. Sedangkan Brent turun US$ 18,14 per barel atau 17,62% dari US$ 102,93 pada Senin pekan lalu menjadi US$ 84,79.

Ini menandai rekor harga minyak terendah sejak Januari 2022. Selain faktor ancaman resesi ekonomi global, penguatan nilai tukar atau kurs mata uang dollar AS terhadap mata uang lainnya membuat sejumlah negara kesulitan membeli minyak mentah karena harga menjadi lebih mahal.

Vice president of commodity research at Religare Broking, Sugandha Sachdeva, menyebut pengetatan kebijakan moneter global oleh bank-bank sentral untuk menurunkan inflasi yang meningkat malah menaikan nilai dollar AS atau greenback menuju level tertinggi dalam dua dekade terakhir.

"Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan berperan sebagai angin kencang utama untuk minyak mentah," kata Sugandha, Senin (29/9).

Adanya pengetatan sanksi dari Uni Eropa di pasar minyak akibat konflik Rusia dan Ukraina pada Desember mendatang diprediksi bisa menaikan harga minyak ke level yang lebih tinggi.

Chief Executive Officer of Energy Trader Vitol, Russell Hardy, mengatakan bahwa pengiriman bahan bakar dipengaruhi oleh produk minyak Rusia yang diperkirakan mengalir ke Asia dan Timur Tengah.

Hardy mengatakan pada konferensi minyak di Singapura bahwa lebih dari satu juta barel per hari (bph) minyak mentah AS diperkirakan akan dikirim ke Eropa untuk mengisi kekosongan minyak dari Rusia.

Head of Colombian State Energy Company Ecopetrol mengatakan pada konferensi yang sama bahwa mereka telah menjual lebih banyak minyak ke Eropa untuk menggantikan pasokan Rusia.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...