RI Raup Rp 9,9 T dari Ekspor Nikel pada Januari, 85% Dikirim ke Cina

Muhamad Fajar Riyandanu
17 Februari 2023, 13:39
ekspor nikel, hilirisasi nikel,
PT Antam TBK
Ilustrasi nikel.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan pemerintah memerlukan investasi sebesar Rp 15 triliun untuk mendirikan pabrik pembuatan lembaran besi tahan karat berkapasitas 1,07 juta ton per tahun.

Langkah ini dinilai menjadi kewajiban mendasar di tengah program hilirisasi komoditas mineral yang berjalan serempak pada pertengahan 2023.

Di sisi lain, pemerintah juga perlu menyiapkan biaya investasi hingga Rp 8,5 triliun untuk membuat smelter pengolahan produk lanjutan hr stainless steel dengan kapasitas produksi 1,07 juta ton per tahun.

"Untuk nikel dan konsetratnya sudah dilarang ekspor sehingga potensi hilirasi dimulai dari feronikel dan NPI sebesar 5,8 juta ton," kata Agus dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR pada Selasa (14/2).

Menurut catatan Kemenperin per Februari 2023, terdapat 91 unit pabrik pengolahan mineral di dalam negeri, dengan rincinan 48 smelter eksisting dan 43 smelter yang masih dalam tahap studi kelayakan dan konstruksi.

Smelter yang sudah beroperasi didominasi oleh smelter nikel dengan 36 unit, 6 unit smelter besi baja, 2 smelter tembaga, dan 4 smelter aluminium.

Rata-rata kapasitas produksi smelter secara tahunan di kisaran 262 ribu ton per unit dan smelter besi baja berkapasitas produksi 1,6 juta ton per tahun. Lebih lanjut, smelter tembaga berkapasitas 150 ribu ton per tahun dan smelter aluminium 544 ribu ton per tahun.

"Kemenperin fokus pada lima komoditas untuk hilirisasi yaitu industri berbasi bijih tembaga, bijih besi dan pasir besi, industeri bijih nikel dan bauksit," ujar Agus.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...