SKK Migas Tagih Proposal Pertamina Soal Alih Kelola Blok Masela
SKK Migas masih menunggu pengajuan proposal dari Pertamina ihwal proses alih kelola 35% saham Blok Masela dari Shell yang sejatinya ditarget selesai paling lambat pada pekan ketiga April ini.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, menyampaikan bahwa pihaknya masih terus berdikusi dengan Pertamina dan Shell untuk mempercepat proses divestasi aset ladang gas tersebut.
"Sampai saat ini kami masih menunggu proposal terkait divestasi hak partisipasi Shell di Blok Masela," kata Hudi kepada Katadata.co.id melalui pesan singkat WhatsApp pada Kamis (27/4).
Selain terus berkomunikasi dengan Pertamina, SKK Migas juga aktif menjalin kontak dengan perusahaan Migas asal Malaysia, Petronas, untuk mengakuisisi 35% saham yang dilepas oleh Shell pada pengelolaan lapangan gas yang memiliki cadangan gas sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF) tersebut.
"Saat ini masih dalam diskusi Business to Business, termasuk juga masalah pembentukan konsorsium Pertamina dan Petronas," ujar Hudi.
Sementara itu, Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), mengaku aktif mengkaji seluruh kesempatan yang ada untuk meningkatkan produksi dan sumber daya migas nasional. Termasuk pengembangan Blok Masela.
Sekretaris Perusahaan PHE, Arya Dwi Paramita, mengatakan langkah tersebut merupakan cara untuk menjaga ketahanan energi nasional."Kami mengkaji seluruh kesempatan yang ada dan tentunya menghormati proses yang ada, termasuk pengembangan Blok Masela," kata Arya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas, Dwi Soejipto, mengungkapkan bahwa konsorsium Pertamina dan Petronas akan segara menyampaikan klausul perjanjian yang mengikat atau binding offer paling lambat pada pekan ketiga April.
"Masela sekarang sudah dalam proses, April ini diharapkan nanti di minggu ketiga ada penyerahan mengenai penawaran Pertamina. Karena memang Pertamina sudah lebih besar kepastiannya untuk berkonsorsium," kata Dwi
konsorsium Pertamina dan Petronas akan berkolaborasi dengan Inpex Corporation sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas Blok Masela.
"Kami juga terus komunikasi dengan Shell agar mereka segera menyelesaikan alih hak partisipasi ini," kata Dwi dalam konferensi pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I tahun 2023, Senin (17/4).
Pertamina dan Petronas kini sedang dalam proses untuk menyepakati rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) bersama SKK Migas. Satu poin utama yang dibahas dalam PoD tersebut adalah implementasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS).
Adanya tambahan fasilitas CCS di Proyek LNG Masela berdampak pada biaya proyek yang membengkak sebesar US$ 1,4 miliar atau Rp 21 triliun. "Sejalan dengan itu, Inpex jugamengkaji PoD untuk memasukan CCS menjadi bagian dari Proyek Masela," ujar Dwi.