OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi, Harga Minyak Kembali Naik
Harga minyak naik pada perdagangan pagi ini, Kamis (5/10), usai pertemuan negara-negara pengekspor minyak plus Rusia alias OPEC+.
Data Reuters menunjukkan minyak mentah Brent di angka US$ 84,69 dan West Texas Intermediate (WTI) di US$ 86,42. Masing-masing kenaikannya dibandingkan kemarin adalah 0,56% dan 0,71%.
Dalam hasil pertemuan semalam, OPEC+ bertahan dengan aksi pemangkasan produksi minyak yang sudah mulai dilakukan sejak pertengahan tahun. Mereka sepakat untuk menjaga pasokan di tengah kemungkinan penurunan pertumbuhan ekonomi global.
Pada Rabu lalu, harga minyak turun lebih dari US$ 5 per barel sebab prospek makro ekonomi yang suram dan dapat menurunkan permintaan bahan bakar minyak.
Setelah pertemuan yang dipimpin Rusia kemarin, OPEC+ memutuskan tidak membuat perubahan perihal kebijakan produksi minyak. Arab Saudi tetap meneruskan pemangkasan sebesar 1 juta barel per hari (bph) hingga akhir tahun.
Rusia juga bertahan memangkas ekspor sukarela sebesar 300 ribu bph sampai akhir Desember nanti. "Para anggota akan terus mencermati kondisi pasar," tulis pernyataan tertulis OPEC, usai pertemuan.
Reuters menulis, perekonomian zona euro kemungkinan akan menyusut pada kuartal terakhir 2023. Berdasarkan survei, permintaan bahan bakar terlihat menurun pada September. Konsumen melakukan pengetatan pengeluaran di tengah maraknya kenaikan biaya pinjaman dan harga.
Pergerakan Harga Minyak 2023
Pada September 2023, harga minyak dunia pun menyentuh rekor tertinggi sejak awal tahun, seperti terlihat pada grafik di atas. Kondisi tersebut memicu kenaikan harga BBM non-subsidi di Indonesia, termasuk Pertamax dan Pertamax Green.
Kenaikan harga minyak dunia pada kuartal III 2023 salah satunya dipengaruhi pengurangan pasokan dari Arab Saudi. Negara ini mulai memangkas produksi minyaknya pada Juli 2023.
Awalnya, aksi pemangkasan berakhir pada September 2023. Namun, akhirnya berlanjut hingga akhir tahun. Salah satu pemicu perubahan ini adalah kondisi ekonomi global yang melesu.
Menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA), kebijakan Arab Saudi tersebut berdampak pada turunnya stok minyak global, serta mempengaruhi gejolak herga minyak sampai beberapa bulan mendatang.
"Kami memperkirakan rata-rata harga minyak mentah Brent mencapai US$93 per barel pada kuartal IV 2023. Perkiraan harga ini didukung turunnya stok minyak dunia," kata EIA.