Menteri ESDM Targetkan Pipa Gas Dumai Sei-Mangkei Kelar pada 2027
Pemerintah menargetkan pembangunan proyek transmisi pipa gas bumi Dumai-Sei Mangkei akan dimulai pada tahun ini. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, proyek ini ditargetkan akan selesai pada 2027.
“Tahun ini kami mulai bangun Dumai-Sei Mangkei, 2027 harus sudah selesai,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM pada Jumat (5/1).
Proyek sepanjang 400 km ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Pembangunan proyek ini diproyeksikan akan menelan anggaran senilai Rp 6,6 triliun.
Penyelesaian Proyek Pipa Gas Dumai-Sei Mangke
Arifin mengungkapkan, bahwa penyelesaian proyek pipa gas Dumai - Sei Mangkei ini menjadi bagian dari upaya antisipasi kelebihan gas bumi, di mana ada potensi gas besar di Laut Andaman. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk industri-industri yang membutuhkan gas bumi.
"Jadi nanti kalau ada gas itu, selain nanti untuk bikin pabrik pupuk dan juga petrochemical di Lhokseumawe," ujarnya.
Arifin menjelaskan, ketika proyek ini selesai, maka jaringan pipa gas bumi akan tersambung dari Aceh hingga Jawa Timur. Hal ini seiring dengan penyelesaian ruas pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I yang telah selesai pada 2023 dan pipa gas bumi Cisem Tahap II yang dijadwalkan rampung 2025.
Menurut Arifin, tersambungnya antar jaringan pipa gas ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
“Kalau sudah terbangun, bisa dicabangkan untuk pemanfaatan pembangunan jaringan gas bumi. Kami ingin mempermudah, sekaligus melakukan upaya ketahanan energi sehingga affordable buat masyarakat, harganya bisa kompetitif dan lebih murah dibandingkan dengan LPG,” kata dia.
Diperkirakan akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) di Cisem sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangkei sebanyak 600 ribu SR. Dari angka tersebut, akan mengurangi subsidi LPG 3 kg sebanyak Rp 630 miliar per tahun, dan akan menghemat devisa impor LPG sebesar Rp 1,08 triliun per tahun.