Banyak Tambang Nikel Dunia Tutup, ESDM: Belum Tentu RI Penyebabnya

Mela Syaharani
16 Februari 2024, 18:55
nikel, harga nikel, tambang nikel, kementerian esdm
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Ilustrasi bijih nikel.

“Tapi dari sini kami akan memberikan himbauan kepada industri supaya melihat tren ini. Jika tidak maka akan ikut terjeblos, maka harus hilirisasi lebih jauh,” kata dia.

Sebagai informasi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sudah mengatakan Indonesia bukanlah penyebab turunnya harga nikel dunia.

At the end cari equilibrium-nya (keseimbangan). Apapun komoditasnya, jika melihat harganya tidak boleh hanya dari setahun dua tahun, harus 5-10 tahun. Lihat kumulatif harganya kemudian lihat harga rata-ratanya,” ujarnya beberapa waktu lalu Rabu (7/2). “Biar saja tambang dunia tutup asal tambang kita gak ikut-ikutan”.

Respon atas tuduhan Australia terhadap Indonesia tentang harga nikel ini juga sebelumnya sudah pernah disampaikan Kementerian ESDM melalui Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif.

“Menurut saya yang diproduksi di Australia itu adalah produk turunan nikel kelas 1 yang kebanyakan nikel matte, sedangkan produksi nikel matte Indonesia itu hanya 70. 000 ton per tahun,” kata Irwandy dalam CNBC Mining Outlook 2024, Jumat (2/2).

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...