OPEC+ Sepakat Perpanjang Pangkas Produksi Minyak hingga Juni

Mela Syaharani
4 Maret 2024, 10:02
produksi minyak, opec, harga minyak,
ANTARA FOTO/REUTERS/Stephanie McGehee
Pedagang saham Kuwait terlihat di aula perdagangan pasar saham Kuwait Boursa di kota Kuwait, Kuwait, Senin (16/9/2019).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia atau OPEC+ sepakat memperpanjang pemangkasan produksi minyak secara sukarela pada Minggu (3/3).

Pemangkasan produksi 2,2 juta barel per hari atau bph dilakukan hingga kuartal II atau Juni. Hal ini menjadi sentimen positif di pasar di tengah-tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dan peningkatan produksi di luar OPEC+.

Pemimpin de facto OPEC Arab Saudi mengatakan, mereka akan memperpanjang pemangkasan sukarela 1 juta bph hingga akhir Juni. Dengan begitu, produksi tetap di kisaran 9 juta bph.

Rincian besaran pemangkasan produksi di masing-masing negara anggota OPEC+ yakni:

  1. Arab Saudi 1 juta bph
  2. Rusia 471 ribu bph
  3. Irak 220 ribu bph
  4. Uni Emirat Arab atau UEA 163 ribu bph
  5. Kuwait 135 ribu bph
  6. Aljazair 51 ribu bph
  7. Oman 42 ribu bph
  8. Kazakhstan 82 ribu bph

Harga minyak dunia naik tahun ini karena meningkatnya ketegangan geopolitik dan serangan Houthi terhadap pengiriman Laut Merah, meskipun kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi membebani. Kendati demikian, OPEC+ diperkirakan mempertahankan pemangkasan untuk mengerek harga lebih lanjut.

"Ada kejutan dari Rusia. Jika pemangkasan Rusia diimplementasikan sepenuhnya, barel-barel tambahan akan dikeluarkan dari pasar. Jadi itu langkah kejutan yang tidak diperkirakan oleh siapapun dan dapat mengangkat harga," kata Analis UBS Giovanni Staunovo dikutip dari Reuters, Senin (4/3).

Harga minyak mentah Brent ditutup naik 2% menjadi US$ 83,55 per barel pada Jumat 1/3). Harganya naik lebih dari 8% sejak awal tahun.

Kantor berita pemerintah Saudi, SPA melaporkan bahwa pemangkasan itu akan dibatalkan secara bertahap, sesuai dengan kondisi pasar.

"Keputusan ini mengirimkan pesan kohesi dan menegaskan bahwa kelompok ini tidak terburu-buru mengembalikan volume suplai. Selain itu, mendukung pandangan bahwa jika waktunya produksi naik, maka dilakukan secara bertahap," ujar Analis di bank investasi Jefferies dalam laporannya.

Pada November 2023, OPEC+ menyetujui pemangkasan sukarela total 2,2 juta bph untuk kuartal pertama.

OPEC+ telah menerapkan serangkaian pemangkasan produksi sejak akhir 2022 untuk mendukung pasar di tengah meningkatnya produksi dari Amerika Serikat dan produsen non-OPEC+, serta kekhawatiran atas permintaan karena negara-negara besar yang tertekan suku bunga yang tinggi.

Menurut perhitungan Reuters, total pemangkasan yang dijanjikan OPEC+ sejak 2022 sekitar 5,86 juta barel per hari atau setara 5,7% dari permintaan harian dunia.

OPEC melihat prospek permintaan minyak tidak pasti tahun ini. Organisasi itu memperkirakan pertumbuhan permintaan relatif kuat 2,25 juta bph, yang dipimpin oleh Asia.

International Energy Agency memperkirakan pertumbuhan permintaan hanya 1,22 juta bph. Sementara itu, pasokan minyak diprediksi tumbuh ke rekor tertinggi sekitar 103,8 juta bph tahun ini.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...