Potensi Perang Iran vs Israel, Harga Minyak Bisa Melonjak ke US$ 140
Serangan Iran terhadap Israel telah meningkatkan risiko geopolitik di pasar minyak dalam waktu dekat. Iran meluncurkan lebih dari 300 pesawat tak berawak serta rudal ke Israel sebagai aksi pembalasan atas serangan konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu.
Kondisi ini mendorong beberapa bank di dunia untuk menaikkan perkiraan harga minyak mereka. Citi, misalnya, menaikkan proyeksi harga minyak untuk jangka pendeknya menjadi US$ 88 per barel dari US$ 80 sebab premi risiko yang lebih tinggi.
Akan tetapi, Citi mengatakan bahwa pasar saat ini tidak memperhitungkan potensi kelanjutan konflik habis-habisan antara Iran dan Israel yang dapat mendorong harga minyak ke US$ 100 lebih per barel.
Citi mengatakan setiap de-eskalasi dapat membuat harga minyak turun kembali dengan cukup tajam ke kisaran US$ 70-an atau US$ 80-an per barel. Sebelumnya, dua menteri senior Israel telah mengisyaratkan bahwa pembalasan terhadap Iran tidak akan segera terjadi dan bahwa Israel tidak akan bertindak sendiri.
Societe Generale (SocGen), bank investasi yang berbasis di Paris, Prancis, mengatakan dalam sebuah catatan bahwa risiko geopolitik kemungkinan besar akan tertanam dalam harga minyak mentah di masa mendatang.
Bank tersebut telah menaikkan perkiraan Brent menjadi US$ 91 per barel pada kuartal kedua dan WTI menjadi US$ 87,5. Mereka juga memperkirakan Brent akan mencapai rata-rata harga US$ 86,8 dan WTI US$ 83,3 selama 2024.