Geopolitik Masih Panas, ESDM Ramal ICP 2024 Bisa Sentuh US$ 84/Barel

Mela Syaharani
29 Mei 2024, 15:06
icp, harga minyak, kementerian esdm
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
Foto udara anjungan lepas pantai Sepinggan Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Kalimantan Timur, Selasa (26/3/2024).
Button AI Summarize

Kementerian ESDM memproyeksikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada akhir 2024 di kisaran US$ 77-84 per barel. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan harga minyak tahun ini sulit diprediksi.

Hal ini lantaran harga tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pasokan dan permintaan, melainkan juga oleh kondisi ekonomi global dan juga geopolitik. Dadan juga mengatakan proyeksi tersebut berdasarkan hasil rapat lintas kementerian/lembaga yang melibatkan Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, BI, Bappenas, dan SKK Migas.

“Sesuai hasil Interdep pada Mei 2024, hingga akhir 2024 perkiraan harga minyak mentah Indonesia berkisar US$ 77 hingga US$ 84 per barel,” kata Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Rabu (29/5).

Dadan menyebut, untuk ICP dari Januari sampai Mei 2024 mencapai US$ 81,52 per barel, sedangkan ICP tanggal 1 sampai 30 April bulan lalu sebesar US$ 87,61 per barel. Sementara itu, pada APBN 2024 ICP tahun ini ditargetkan US$ 82 per barel. Untuk 2025, ICP diproyeksikan di kisaran US$ 75-85 per barel.

“Sekarang ada optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi akan semakin membaik secara global, sehingga dalam dua hari terakhir pun harga minyak memang sedikit naik, inflasi dan juga ketegangan politik di kawasan Eropa Timur dan tentunya di kawasan Timur Tengah,” ucapnya.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga memperkirakan ICP 2025 di kisaran US$ 75-85 per barel. Angka tersebut didapat dengan mempertimbangkan tensi geopolitik yang masih berlanjut.

Menurut paparannya ketika menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025, harga minyak merupakan salah satu faktor yang berdampak signifikan pada perekonomian dan kebijakan ekonomi makro.

“Pada saat harga tinggi, memacu pertumbuhan melalui permintaan eksternal (ekspor) maupun permintaan domestik. Sementara ketika harga jatuh, pertumbuhan ekonomi dan posisi fiskal mengalami tekanan,” kata Sri Mulyani.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, pada 2023 rata-rata ICP mencapai US$ 78,43 per barel dari target US$ 90 per barel.

Sementara berdasarkan kesepakatan antara DPR dan Kementerian Keuangan, asumsi harga ICP direvisi menjadi US$ 82 per barel pada 2024 atau lebih tinggi dari asumsi sebelumnya US$ 80 per barel.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...