BP: Permintaan Minyak Global akan Mencapai Puncak pada 2025

Happy Fajrian
11 Juli 2024, 15:15
permintaan minyak global, bp, migas
123rf.com/Supakit Poroon
Ilustrasi kilang minyak, BBM.
Button AI Summarize

Raksasa migas Inggris, BP Plc, memproyeksikan bahwa permintaan minyak global akan mencapai puncaknya pada 2025, di tengah pesatnya pertumbuhan kapasitas pembangkit tenaga angin dan surya.

Dalam edisi terbaru Energy Outlook tahunannya, BP telah menerbitkan sebuah studi tentang evolusi sistem energi global hingga 2050. BP memodelkan prediksinya pada dua skenario utama, lintasan saat ini (current trajectory)as dan net zero emission.

Skenario current trajectory didasarkan pada kebijakan iklim dan janji pengurangan karbon yang sudah ada, sedangkan skenario net zero mengasumsikan dunia mematuhi perjanjian iklim Paris 2015 untuk memangkas emisi karbon hingga 95% pada 2050.

Di bawah dua skenario tersebut, BP meramalkan bahwa permintaan minyak akan mencapai puncaknya pada 2025, sekitar 102 juta barel per hari (bph). Namun, laju penurunan setelahnya akan ditentukan terutama oleh laju penurunan penggunaan BBM dalam transportasi jalan.

Dalam skenario current trajectory, BP memperkirakan konsumsi minyak akan menurun secara bertahap selama paruh kedua proyeksi ini menjadi sekitar 75 juta barel per hari pada 2050.

“Penurunan tersebut jauh lebih nyata pada skenario Net Zero, dengan permintaan turun menjadi hanya 25 juta-30 juta bph pada 2050,” tulis BP seperti dikutip dari Oilprice.com pada Kamis (11/7).

Dalam skenario Current Trajectory, BP memperkirakan bahwa permintaan energi primer akan terus meningkat hingga pertengahan 2030-an sebelum mencapai titik jenuh.

Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan konsumsi energi hijau di negara berkembang, tidak termasuk Cina, yang secara umum diimbangi oleh penurunan di negara-negara maju dan akhirnya di Cina. Dalam skenario ini, permintaan energi global hanya akan 5% lebih tinggi daripada 2022.

Sebaliknya, skenario Net Zero memperkirakan permintaan energi akan mencapai puncaknya di pertengahan dekade ini sebelum memasuki fase penurunan terminal. Dalam skenario ini, BP memperkirakan permintaan energi sekitar 25% lebih rendah pada 2050 dibandingkan dengan 2022.

Prediksi buruk BP sejalan dengan prediksi Bloomberg, pada tahun lalu yang memperkirakan bahwa permintaan global untuk bahan bakar jalan raya akan mencapai puncaknya pada 2027 sebesar 49 juta bph. Hal ini didorong oleh adopsi kendaraan listrik yang cepat, efisiensi bahan bakar yang terus meningkat, dan mobilitas bersama.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...