Pertamina Gandeng Sinopec Implementasi EOR di Lima Lapangan Migas

Mela Syaharani
20 Agustus 2024, 13:20
Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023). PHE ONWJ berhasil mencapai produksi pada tahun 2022 sebesar 27.5
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023). PHE ONWJ berhasil mencapai produksi pada tahun 2022 sebesar 27.593 barrel oil per day (BOPD) untuk minyak dan 74,49 million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Pertamina mengatakan salah satu sub holding perusahaannya yakni Pertamina Hulu Energi (PHE) akan melaksanakan penandatangan kerja sama non-disclosure agreement (NDA) dengan perusahaan energi asal Cina, Sinopec pada akhir Agustus 2024.

“Insya Allah akhir bulan ini PHE akan menandatangani untuk penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery atau EOR mereka,” kata Wakil Direktur PT Pertamina (Persero) Wiko Migantoro saat ditemui di Jakarta pada Senin malam (20/8).

Wiko menyebut, penerapan EOR ini ditujukan bagi lima lapangan milik PT Pertamina EP. Dia menyebut, komunikasi Pertamina dan Sinopec mengenai hal ini sudah melewati proses yang cukup panjang.

“EOR ini akan menyasar lapangan di luar eksisting. Dengan EOR kami yakin ini bisa meningkatkan jumlah produksi migas,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian ESDM mengatakan Sinopec sedang proses menjalin kerja sama teknologi dengan Pertamina dalam mendongkrak produksi migas di lima kandidat lapangan migas, yakni Rantau, Tanjung, Pamusian, Jirak, dan Zulu.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, Sinopec ditargetkan mulai meluncurkan tim teknis ke lapangan pada akhir Agustus atau awal September 2024.

"Kerja sama ini mengusung mekanisme Kerja Sama Operasi (KSO). Teknologi utamanya chemical enhanced oil recovery (EOR) dengan formulasi khusus yang efisien dan cost efektif,” kata Dadan Kusdiana dikutip dari siaran pers, pada Selasa (6/8).

Kementerian ESDM mengatakan minat perusahaan Cina untuk investasi migas di Indonesia semakin intensif pasca kunjungan kerja Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Mei lalu.

Selain Sinopec, Arifin juga menyebutkan nama China National Petroleum Corporation (CNPC) atau Petrochina yang terlibat pada dua fokus area eksplorasi migas di wilayah Indonesia Timur, yakni Buton dan Timor, dan ada yang ikut berpartisipasi pada lelang blok migas yang tengah berlangsung.

“Buton ini indikasinya adalah hidrokarbon yang berat dan kental, jadi perlu teknologi untuk angkat minyaknya. Di sini ada Petrochina yang memang mempunyai pengalaman untuk mengangkat minyak-minyak yang berat,” kata Arifin saat ditemui di Gedung Ditjen Migas pada Jumat (2/8).

Dia menyebut, kunjungannya ke Cina pada Mei lalu untuk melihat potensi kerja sama dengan perusahaan asal negeri tirai bambu yang memiliki pengalaman di bidang teknologi minyak.

“Cina itu memang punya kemampuan untuk bisa mengangkat recovery di atas 50%. Jadi kami sedang memadukan dengan Pertamina supaya bisa mengangkat produksi, dari ini nanti kami harapkan ada tambang untuk lifting,” ujarnya.

Terkait partisipasi perusahaan Cina pada dua area eksplorasi Indonesia Timur, Kementerian ESDM mengatakan Petrochina dan Sinopec telah masuk tahap joint study atau studi bersama.

“Dua area tersebut telah ditetapkan sebagai area joint study pada Juni 2024. Setelah nanti joint study selesai, selanjutnya penawaran langsung wilayah kerja migas (WK), penetapan pemenang WK dan eksplorasi migas,” kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ariana Soemanto.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...