Pakar ITB Pastikan BBM Pertamax Tidak Merusak Mesin Kendaraan

Ringkasan
- Pertamax (RON 92) dan Shell Super (RON 92) memiliki spesifikasi yang sama dan tidak merusak mesin kendaraan. Efisiensi BBM lebih dipengaruhi oleh faktor lain seperti kesesuaian BBM dengan mesin dan cara mengemudi.
- Lemigas menyatakan seluruh sampel BBM yang diuji dari berbagai SPBU memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Parameter uji meliputi angka oktan (RON), massa jenis, kandungan sulfur, tekanan uap, dan distilasi.
- Dugaan korupsi muncul terkait pengadaan BBM di Pertamina Patra Niaga, di mana Dirut diduga membayar BBM RON 92 padahal yang dibeli RON 90. Pertamina membantah tuduhan tersebut dan menyatakan BBM mereka sesuai spesifikasi.

Pakar konversi energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri menegaskan bahwa bahan bakar minyak (BBM) Pertamax (RON 92) dan Shell Super (RON 92) tidak merusak mesin kendaraan. Menurutnya, kedua jenis BBM ini memiliki angka oktan dan spesifikasi yang sama.
"RON-nya dan spesifikasinya sama. Keduanya sama-sama tidak merusak mesin," kata Tri kepada Katadata.co.id, Selasa (4/3).
Tri juga menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat konsumsi BBM antara Pertamax dan Shell Super. Efisiensi bahan bakar lebih bergantung pada faktor lain, seperti kesesuaian BBM dengan setelan mesin dan cara mengemudi.
Hasil Uji Lemigas: BBM Sesuai Standar Mutu
Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah BBM yang dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Hasilnya menunjukkan bahwa seluruh sampel BBM yang diperiksa berada dalam batas mutu yang dipersyaratkan.
"Hasil uji kami sampaikan agar masyarakat yakin bahwa BBM yang mereka gunakan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah," ujar Kepala Lemigas Mustafid Gunawan dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/3).
Uji laboratorium ini mencakup parameter utama seperti angka oktan (RON), massa jenis, kandungan sulfur, tekanan uap, dan distilasi. Mustafid menegaskan bahwa nilai RON yang diukur pada setiap sampel menunjukkan hasil yang stabil dan tidak menyimpang dari spesifikasi yang berlaku.
Pengambilan sampel dilakukan pada Kamis (27/2) dari Terminal BBM Pertamina Plumpang dan sejumlah SPBU di Jakarta, Bogor, Depok, serta Tangerang Selatan. Sebanyak 75 sampel diuji, mencakup berbagai tingkat RON, yakni 90, 92, 95, dan 98.
Kontroversi Pertamax dan Dugaan Korupsi di Pertamina
Persoalan Pertamax mencuat setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap dugaan korupsi dalam pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga.
Direktur Utama perusahaan tersebut, Riva Siahaan, diduga melakukan pembayaran untuk BBM RON 92, padahal yang sebenarnya dibeli hanya RON 90 atau lebih rendah. BBM dengan oktan lebih rendah ini kemudian dicampur di fasilitas penyimpanan.
Meski demikian, pihak Pertamina membantah tuduhan tersebut. Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menegaskan bahwa BBM Pertamax dan Pertalite memiliki kadar RON yang sesuai spesifikasi.
"Pertamina hanya punya fasilitas blending zat aditif dan pewarna, bukan untuk melakukan blending yang mengubah kadar RON," kata Mars.