Pemerintah Bahas Fasilitas Bea Masuk dengan Wakil Dagang AS Pekan Ini
Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis Indonesia akan mendapatkan kembali fasilitas pengurangan bea masuk Amerika Serikat (AS) atau Generalized System of Preferences (GSP). Kantor Perwakilan Perdagangan AS atau US Trade Representative (USTR) akan berkunjung ke Indonesia pada akhir pekan ini untuk memastikan fasilitas GSP yang didapat Indonesia.
"Tanggal 5 atau 6 Maret ini (akan bertemu dengan teman dari AS)," kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuagadi Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/3).
GSP merupakan program unilateral Pemerintah AS berupa pembebasan tarif bea masuk ke pasar AS. Saat ini, Pemerintah AS memberikan fasilitas GSP dengan total 5.062 pos tarif 8-digit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.572 pos tarif Indonesia mendapatkan fasilitas GSP.
Jerry mengatakan, berdasarkan evaluasi yang dilakukan pemerintah AS, pembahasan terkait reasuransi dan perizinan produk hortikultura menurutnya telah selesai dibahas. Oleh karenanya pengkajian terhadap fasilitas GSP telah memasuki tahap final.
(Baca: RI Dianggap Negara Maju, Keringanan Tarif dari AS Berpotensi Dicabut)
Menurut Kemendag, AS merupakan mitra strategis dan negara tujuan ekspor kedua bagi Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah menjaga hubungan perdagangan bilateral dan mempertahankan fasilitas GSP dari AS guna terus mendorong perdagangan kedua negara
Pada 2018, nilai ekspor Indonesia dari pos tarif yang mendapatkan fasilitas GSP naik 10% dari US$ 1,9 miliar menjadi US$ 2,2 miliar. Sedangkan pada Januari-November 2019, nilai ekspor dengan fasilitas GSP naik sebesar 20% dari US$ 2 miliar menjadi US$ 2,5 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara total, nilai perdagangan Indonesia-AS pada 2019 mencapai US$ 26,97 miliar. Nilai ini turun 5,73% dari tahun sebelumnya sebesar US$ 28,6 miliar. Meski demikian, ekspor Indonesia pada 2019 tercatat mencapai US$ 17,72 miliar, sedangkan impor produk dari AS hanya sebesar US$ 9,25 miliar. Dengan begitu, masih terdapat surplus perdagangan di pihak Indonesia sebesar US$ 8,46 miliar.
(Baca: Dianggap Negara Maju, Pemerintah Pastikan RI Dapat Keringanan Tarif AS)
Adapun beberapa komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke AS pada 2019 meliputi udang (krustasea) segar, karet alam, alas kaki, jerseys, pakaian wanita dan anak perempuan, serta ban pneumatik baru.
Sedangkan, produk impor utama dari AS pada 2019 meliputi biji kedelai, kapas, gandum dan meslin,residu tepung pati, dan tepung bukan konsumsi.