Perang Dagang AS-Tiongkok Ancam Boeing dan Mengerek Harga iPhone

Sorta Tobing
15 Mei 2019, 10:49
perang dagang AS-Tiongkok, dampak perang dagang, Boeing, Apple, harga iphone naik
ANTARA FOTO/REUTERS/Clodagh Kilcoyne
Perdana Menteri China Liu He mengangkat tangan saat disapa Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS) Robert Lighthizer di luar kantor Perwakilan Dagang AS di hari kedua pembicaraan perdagangan terakhir di Washington, Amerika Serikat, Jumat (10/5/2019).

Boeing kemungkinan akan terkena imbas perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok. Pemerintah Beijing dikabarkan akan menurunkan pesanan pesawat yang diproduksi perusahaan asal AS itu.

“Tiongkok kemungkinan menghentikan pembelian produk agrikultur dan energi AS, mengurangi pesanan pesawat Boeing, dan membatasi layanan perdagangan AS,” begitu kicauan Hu Xijin, pemimpin redaksi media yang dikelola pemerintah China, Global Times, dalam akun Twitter-nya pada Senin lalu (13/5).

Selama ini pesawat Boeing merupakan produk ekspor terbesar AS dan Tiongkok menjadi pasar yang penting. Perusahaan sebelumnya memprediksi Negeri Tirai Bambu bakal menjadi pasar pesawat jet komersial pertama yang menembus angka US$ 1 triliun.

Pada 2037, Boeing memperkirakan China akan membutuhkan 7.690 pesawat komersial untuk memenuhi kebutuhan perjalanan masyarakatnya. Dua perusahaan lainnya yang berlomba-lomba masuk ke pasar ini adalah Airbus dan Comac (perusahaan asal Tiongkok).

(Baca: Perang Dagang Kembali Pecah, Tiongkok Tarik Tarif 25% atas Produk AS)

Boeing berusaha tetap positif dengan keadaan itu. “Kami percaya AS dan Tiongkok akan meneruskan pembicaraan dagang dan menemukan kesepakatan yang menguntungkan produsen dan konsumen kedua negara,” begitu pernyataan tertulis perusahaan seperti dikutip dari CNN.

Presiden AS Donald Trump melancarkan aksi menaikkan tarif produk Tiongkok senilai US$ 200 miliar menjadi 25% pada Jumat lalu. Beijing tak tinggal diam dengan serangan itu.

Pada awal pekan ini, pemerintah Tiongkok memutuskan akan menaikkan pula tarif produk AS, terutama bahan kimia dan makanan beku, senilai US$ 60 miliar. Tarif ini berlaku untuk lima ribu produk dengan kisaran tarif 5-25%.

Selain Boeing, Apple pun terkena imbas dari perang dagang ini. Pelaku pasar saham Wall Street memperkirakan kinerja perusahaan akan tergerus karena kebijakan tarif Trump. Pasalnya, Apple selama ini bergantung pada Foxconn, pabrik di Tiongkok yang memproduksi telpon selularnya, iPhone.

(Baca: Tiongkok Serang Balik, Petani AS Marah kepada Pemerintah Trump)

Harga iPhone, menurut analisis Katy Huberty dari Morgan Stanley, kemungkinan akan naik. Saat ini seri terbarunya, yaitu iPhone XS, dijual dengan harga seribu dolar AS. Dengan kenaikan tarif 25% maka harganya bisa naik US$ 160.

Kalau kenaikan harga ini dibebankan ke konsumen, permintaan iPhone otomatis akan turun. Namun, jika perusahaan mau menyerap beban tersebut, pendapatannya akan tergerus menjadi US$ 3 per lembar saham pada 2020.

Hasil analisis dari Wedbush Securites juga menyebut, biaya produksi iPhone akan naik 2-3% setelah kebijakan tarif baru berlaku. Harga saham Apple pada perdagangan lantai bursa AS telah turun 6% pada Senin lalu. “Banyak perusahaan yang terkena dampak perang dagang. Namun, Apple tetap menjadi perhatian Wall Street,” demikian bunyi pernyataan Wedbush Securites seperti dikutip dari Business Insider.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...