Target Konstruksi Bandara Komodo Labuan Bajo Mundur hingga 2020

Image title
21 Maret 2019, 06:00
Bandara pesawat
Arief Kamaludin (Katadata)
ilustrasi bandara. Pemerintah menargetkan konstruksi pembangunan bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur terealisasi tahun depan.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menargetkan konstruksi pengembangan bandara Komodo, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur mulai 2020. Target ini mundur dari yang semula dijadwalkan bisa terealisasi pada semester dua 2019. 

Kementerian tengah melakukan proses lelang untuk menentukan kontraktor proyek tersebut. Kepala Seksi Kerjasama dan Pengembangan Pengusaha Bandar Udara Direktorat Jenderal Pehubungan Udara Arief Mustofa mengatakan, ada lima konsorsium yang telah lolos tahap pra kualifikasi. Konsorsium pertama yaitu PT Cardig Aero Services Tbk dengan Changi Airport International PTE LTD.

(Baca: Kemenhub Siapkan 3 Proyek Bandara Tahun Ini)

Kemudian, PT Angkasa Pura iII (Persero) bersama Muhibbah Engineering Bhd, PT Adhi Karya, PT Brantas Abhipraya, dan PT Citilink Indonesia. Konsorsium ketiga, yaitu PT Astra Nusa Persada dan Aeroport de Paris International dari Perancis.

Lalu, PT Interport Mandiri Utama yang bekerja sama dengan Egis International, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, dan PT PGAS Solution. Terakhir, konsorsium kelima terdiri dari PT Angkasa Pura I, PT PP, dan GVK Power and infrastructure Limited dari India.

Setelah tahap pra kualifikasi,  selanjutnya akan dibuat Request for Proposal (RFP) pada April mendatang untuk menentukan satu pemenang konsorsium. "Pengumuman pemenang lelang kami targetkan akhir tahun ini selesai. Tahun depan mulai konstruksi," kata dia, di Jakarta, Rabu (20/3).

Skema investasi pengembangan bandara ini menggunakan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dengan total kebutuhan pendanaan sebesar Rp 3 triliun. Dana tersebut terdiri dari belanja modal Rp 1,17 triliun dan belanja operasional  Rp 1,83 triliun.

Pengembangan Bandara Komodo akan menjadikan jalur lintasan pesawat (runway) bandara kelas tiga. Perluasannya dari 2.250 meter menjadi 3.200 meter. Penambahan dilakukan agar bandara siap menampung pesawat berbadan lebar (wide body).

(Baca: Enam Langkah Pemerintah Tingkatkan Kunjungan Wisman ke Indonesia)

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan peningkatan kapasitas bandara Komodo, dilakukan sejalan dengan potensi peningkatan pariwisata di Labuan Bajo. Kawasan ini merupakan salah satu lokasi pariwisata prioritas yang masuk ke dalam program sepuluh Bali Baru.

Jumlah turis yang berkunjung ke Labuan Bajo melalui Bandara Komodo meningkat hingga 30% per tahun. Namun Bandara Komodo hanya mampu menampung 800 ribu penumpang. “Nanti segera kami kembangkan menjadi dua sampai tiga kali lipat,” kata Agus beberapa waktu lalu.

Reporter: Fariha Sulmaihati
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...