Investasi Masuk Surabaya Rp 57 T, Sebesar 98% dari UMKM dan Startup
Sejalan dengan capaian realiasi tersebut, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) DPD Jawa Timur Tjahjono Haryono mengatakan jumlah pengusaha kafe dan restoran terus mengalami kenaikan.
Pada 2018, jumlah pengusaha kuliner naik 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Para pengusaha tersebut hadir dengan banyak inovasi, terutama menu yang disajikan dan interior kafe yang unik."Masyarakat di Surabaya sangat apresiatif dengan usaha baru yang muncul. Jika ada kafe atau restoran yang baru buka, mayoritas pasti akan ramai," ujarnya.
(Baca juga: Sandiaga-Prabowo Menang Pilpres, Pajak UMKM Digital Nol Persen)
Menurut dia, gaya hidup modern dan aktif di jejaring sosial juga menjadi salah satu faktor yang mendorong usaha berkembang. Lewat media sosial, promosi bisa dilakukan dengan tepat dan cepat. Faktor lainnya, infrastruktur yang mumpuni serta pemerintah kota yang sangat kooperatif dengan mempermudah perizinan pendirian usaha baru.
Adapun bila mengacu pada survei Bank Indonesia (BI) tentang penjualan eceran, Indeks Penjualan Retail (IPR) Surabaya paling positif dibandingkan sembilan kota besar lainnya yang turut disurvei. Indeksnya selalu mencatatkan pertumbuhan tahunan double digit. Pada Desember 2018 lalu, pertumbuhannya diperkirakan sebesar 53,6%.