Gapki Siap Tambah 500 Ribu Ton Ekspor Sawit ke Tiongkok
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyambut komitmen Tiongkok untuk menambah impor sawit sebesar 500 ribu ton dari Indonesia. Komitmen itu dinyatakan dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang di Istana Bogor, kemarin.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menjelaskan, potensi ekspor sawit ke Tiongkok mencapai lebih dari 3 juta ton setiap tahun. Data Gapki, pada 2017, ekspor sawit ke Tiongkok sebesar 3,73 juta ton, lebih banyak 16% dibandingkan ekspor tahun 2016 dengan jumlah 3,23 juta ton.
Joko menjelaskan pengusaha tetap terbuka dengan langkah pemerintah untuk peningkatan ekspor sawit. “Kami pasti bisa memenuhi permintaan itu, apalagi didorong oleh pemerintah,” kata dia di Jakarta, Selasa (8/5).
Menurutnya, momen perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) juga mendorong kenaikan permintaan sawit Indonesia. Pasalnya, Tiongkok melakukan impor kedelai untuk pakan ternak dari AS, namun kedelai bisa menghasilkan minyak nabati sebagai produk sampingan.
(Baca juga: Tiongkok Tawarkan Kredit Pertanian, Pemerintah Ingin Bunga Maksimal 7%)
Setelah ada perang dagang, Tiongkok pun membatasi impor kedelai dari AS. Sehingga, Gapki mengapresiasi pemerintah yang bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendorong ekspor produk Nasional.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga menjelaskan bahwa komitmen tambahan ekspor Tiongkok bisa lebih dari 500 ribu ton. “Itu minimal, jadi bisa lebih banyak lagi,” ujar Luhut.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan Perdana Menteri Tiongkok terbuka untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara. "Tiongkok merupakan pasar komoditas dan produk Indonesia," kata Jokowi, kemarin.
PM Li Keqiang mengakui Tiongkok menyepakati tambahan kuota 500 ribu ton sawit. Dia mengatakan akan segera memberi arahan kepada kementerian dan lembaga (K/L) terkait di Tiongkok untuk merealisasikan tambahan impor tersebut. "Karena saat ini (impor) kelapa sawit tidak lebih dari 5 juta ton," ujar Li.
(Baca juga: Pengusaha Minta Pemerintah Konsisten Melobi Sawit RI ke Pasar Dunia)
Imbal baliknya, Li juga meminta Indonesia meningkatkan impor jeruk mandarin yang sempat dibatasi. Li memastikan bahwa kualitas yang disediakan Tiongkok sesuai dengan standar yang disyaratkan.