Indonesia Kantongi US$ 279 Juta dari Misi Perdagangan di Bangladesh
(Baca : Misi Dagang ke India, Kemendag Incar Transaksi Rp 28,67 Triliun)
Arlinda mengatakan, capaian transaksi ini membuktikan bahwa Bangladesh adalah mitra dagang potensial bagi Indonesia. Sehingga pasar Bangladesh perlu digarap dengan lebih serius, khususnya di sektor industri seperti transportasi (kereta api, otomotif, dan suku cadang), komoditas unggulan seperti minyak sawit, rempah-rempah dan teh, serta produk manufaktur lainnya seperti makanan dan minuman, fashion, serta furnitur.
“Sebagai negara emerging market, Bangladesh memberikan peluang kerja sama perdagangan dan investasi yang sangat baik,” ujarnya.
Sementara itu Duta Besar RI untuk Dhaka, Rina P. Soemarno menuturkan pencapaian ini merupakan awal yang baik bagi upaya penguatan kerja sama perdagangan Indonesia-Bangladesh. Ia berharap pelaku usaha nasional memperluas jangkauan usahanya guna membantu Bangladesh lebih tumbuh dan berkembang.
Pada 2017, total perdagangan Indonesia–Bangladesh tercatat senilai US$ 1,67 miliar, terdiri dari ekspor senilai US$ 1,60 miliar dan impor senilai US$ 73,19 juta. Neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$ 1,52 miliar. Dalam lima tahun terakhir (2013–2017), perdagangan kedua negara naik rata-rata 6,71% pertahun.
Sedangkan pada Januari–Februari 2018, total perdagangan kedua negara tercatat senilai US$ 0,37 miliar, naik 47,69% dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama, terdiri dari ekspor dari Indonesia senilai US$ 0,35 miliar dan impor dari Bangladesh senilai USS 16,61 juta. Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar US$ 0,34 miliar.