MS Hidayat Bantah Mobil Murah Habiskan BBM Subsidi

Image title
Oleh
1 April 2014, 00:00
3258.jpg
Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu

Kapasitas produksi LCGC saat ini mencapai sekitar 150 ribu uni per tahun atau 10 persen dari total kapasitas produksi nasional. "Sehingga saat ini konsumsi BBM yang terbanyak adalah mobil non LCGC," ujar Menperin.

Terkait hal itu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan fokus utama Kemenkeu adalah tentang pengendalian BBM bersubsidi. Kenaikan produksi mobil mewah memang akan mengerek pendapatan negara dari pajak. "Pajak bukan konsen utama kami, tetapi penggunaan BBM bersubsidi. Ini akan kami carikan solusinya bersama," kata Chatib di Kantor Kemenperin, Selasa 1 April 2014.

Menkeu menyadari tak mudah mengharapkan pengguna mobil murah menggunakan BBM non subsidi hanya berdasarkan himbauan saja. "Cara mengontrolnya tak mudah. Dalam proses ini yang kami bicarakan," ujarnya.

Kebijakan mobil murah muncul untuk mengimbangi kompetisi dan impor kendaraan khususnya dari ASEAN. Program itu juga bertujuan untuk mendorong investasi, mendorong kemandirian Indonesia di bidang teknologi otomotif. Pemerintah juga mendorong produsi mobil yang hemat pemakaian BBM.

Hingga saat ini sudah ada lima merk yang terlibat dalam program produksi LCGC yaitu Daihatsu dan Toyota (PT Astra Daihatsu Motor), Honda (PT Honda Prospect Motor), Suzuki (PT Suzuki Indonesia Motor) dan Datsun (PT Nissan Motor Indonesia). Nilai investasi yang didapatkan dari kebijakan tersebut mencapai US$ 6,5 miliar, terdiri dari US$ 3,5 miliar pada industri perakitan dan US$ 3 miliar pada industri komponen/pendukung. Kemenperin juga mengklaim adanya investasi ini dapat menyerap tenaga kerja baru dengan total 30 ribu orang.

Halaman:
Reporter: Rikawati
Editor: Arsip
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...