Siap Ekspor Burung Walet ke Tiongkok Rp 16 T, Mendag Benahi Perizinan
Pemerintah akan membenahi aturan dan perizinan ekspor sarang burung walet untuk meningkatkan manfaat ekonominya. Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi mengatakan, Tiongkok akan membeli sarang burung walet Indonesia dengan harga Rp 16 triliun.
Komitmen pembelian tersebut setelah Lutfi mengunjungi Tiongkok beberapa waktu yang lalu. Hingga saat ini, Tiongkok baru membeli sekitar Rp 8 triliun. "Kami akan kejar target tersebut pada akhir Mei 2021," ujar Lutfi, usai rapat dengan Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/5).
Lutfi mengatakan perlu ada pembenahan ekspor lantaran ada perbedaan harga yang tinggi untuk ekspor sarang burung walet di sejumlah negara.
Sebagai contoh, harga jual sarang burung walet di Hongkong sebesar US$ 88 per kilogram atau setara Rp 1,26 juta per kilogram (kurs Rp 14.430/US$). Sedangkan harga jual sarang burung walet di Tiongkok lebih dari US$ 1.500 per kilogram atau lebih dari Rp 21,64 juta per kilogram.
"Oleh sebab itu, kita akan adakan shifting, persamaan aturan-aturan antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan," kata Lutfi.
Nantinya, Kementerian Perdagangan akan menyederhanakan proses perizinan ekspor. Tak hanya itu, pemerintah memastikan sarang burung walet akan mendapatkan harga terbaik di pasar global.
Lutfi memastikan, pemerintah akan menggalakkan ekspor sarang burung walet. Pihaknya juga bakal menjamin petani dan industri dalam negeri mendapatkan hasil terbaik.
Sebagaimana diketahui, sarang burung walet memiliki nilai tinggi. Indonesia pun menjadi produsen utama sarang burung walet dunia. Sebanyak 80% pasokan sarang burung walet dunia dipasok dari Indonesia.
Kementerian Perdagangan mencatat, ekspor sarang burung walet pada 2020 mencapai US$ 540 juta dengan total 1.316 ton. Namun, negara mitra ekspor utama masih memiliki harga jual yang berbeda-beda.
Sementara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan memaksimalkan budidaya sarang burng walet. "Kami akan akselerasi lebih kuat dari hulu ke hilir," kata Syahrul.
Kementerian Pertanian akan melakukan pembinaan teknis kepada petani sarang burung walet. Kemudian, pengelompokan produsen akan dilakukan mulai dari proses awal pembentukan sarang burung walet hingga proses akhir ke industri.
Syahrul memastikan, regulasi terkait sarang burung walet akan dibuat sederhana. "Pak Presiden minta semua berpihak pada rakyat, tidak ada hal-hal dibuat ribet," katanya.
Selain sarang burung walet, pemerintah akan menggarap potensi ekspor tanaman porang. Sebab, tanaman tersebut menjadi komoditas yang tengah diminati dunia.
Selain itu, tanaman porang dapat menjadi substitusi tepung terigu. Tanaman tersebut dinilai lebih sehat serta menjadi tren pasar saat ini.