Jelajah UKM Go Global: Penyaluran KUR Tingkatkan Kualitas UMKM
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengajak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sudah sukses untuk mengembangkan bisnis dengan membentuk kluster UMKM.
Melalui sistem ini, para pelaku UMKM diharapkan dapat saling bekerja sama dalam meningkatkan daya saing dan membangun kualitas produk mereka.
Hal ini disampaikan oleh Teten dalam acara Jelajah UKM Go Global di Warung Tuman, Tangerang Selatan, pada Minggu (27/3). Dalam kesempatan itu, Teten juga menyampaikan besarnya potensi subsektor UMKM kuliner, sehingga dapat diandalkan sebagai katalisator penguat UMKM lainnya.
”Warung Tuman ini juga bisa berperan dalam kluster UMKM. Warung Tuman akan berperan sebagai penjamin yang akan memudahkan mitra UMKM-nya untuk mendapatkan akses pinjaman ke bank guna memperbesar jenis usaha,” ujar Menteri Teten.
Pemilik Warung Tuman, Eko Sulistyanto, sebelumnya menyatakan bahwa warung besutannya itu memang memilih untuk tidak berkerja sama dengan berbagai perusahaan supplier besar dalam mengembangkan usahanya.
Eko mengungkapkan telah bekerja sama dengan UMKM lainnya guna memenuhi kebutuhan warungnya itu.
”Kami memilih untuk maju bersama dengan UMKM lain,” ujar Eko.
Teten mengapresiasi pilihan kerja sama tersebut dan berharap kemitraan tersebut akan semakin berkembang di masa depan.
Ia menambahkan bahwa selain menimbulkan pola kerja sama yang saling menguatkan dan mendukung, keberadaan dan kesuksesan Warung Tuman ini juga mampu menimbulkan inspirasi bagi banyak pihak.
”Misalnya, ketika orang datang ke sini (Warung Tuman), maka akan muncul jiwa entrepreneurship-nya. Kalau begini saja, saya juga pasti bisa. Entrepreneurship itu tidak perlu modal besar,” kata Teten.
Dengan demikian, pola pengerjaan dan kerja sama yang telah berhasil digarap oleh Warung Tuman juga diharapkan akan muncul diberbagai lokasi lainnya.
Teten mengatakan dulu sempat mengira bahwa UMKM membutuhkan tempat di sentra perdagangan modern untuk dapat berkembang.
“UMKM nggak bisa bertarung di mall, (harus) dikasih tempat sendiri, lalu diberikan narasi besarnya. Sekarang (justru) mall yang takut sama M Block Space atau tempat sejenis.”
”Saat ini, mereka tidak hanya menjual produk, orang (bisa) mendapatkan banyak hal di sana,” ujar dia melanjutkan.
Menurut Teten, kuliner merupakan subsektor penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau 41 persen dari total PDB ekonomi kreatif sebesar Rp1.134,9 triliun pada 2020.
”Potensi ini perlu diberdayakan dengan memperbaiki ekosistem bisnis UMKM, akses pembiayaan, usaha, UMKM butuh pendampingan terus menerus, termasuk market,” kata Teten.
Ia lantas menyatakan bahwa pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintahan dapat dijadikan pasar yang ideal bagi pengembangan produk UMKM.
”Jika target 40 persen belanja pemerintah memakai produk UMKM bisa terpenuhi, bisa sampai Rp400 triliun,” ujar Teten menambahkan.
Lebih lanjut, Teten mengatakan potensi pengembangan ekosistem bisnis bagi UMKM masih terbuka lebar, terutama untuk mengakses pasar, pendanaan, atau peluang kolaborasi bisnis.
Kemenkop-UKM juga tengah bersiap untuk membangun rumah produksi bersama agar kualitas produk UMKM berstandar industri.
Proses pengembangan ekosistem bisnis ini, ujar dia melanjutkan, akan meningkatkan standar kualitas produk, target pasar yang lebih spesifik, dan menjamin keberlanjutan usaha.
”Itu kan bisa jadi captive market dari UMKM,” ujar mantan aktivis anti korupsi itu.
Lebih lanjut, Teten menjelaskan di banyak negara, UMKM bisa terus meningkatkan kualitas kapasitas produksinya karena dukungan yang solid dari lingkungan sekitarnya.
”Mungkin awalnya kurang bagus (kualitasnya) atau kurang enak (rasanya), tapi kalau dia bisa terus tumbuh, dia bisa memperbaiki kualitas produksinya,” kata Teten.
Saat ini, Kemenkop-UKM menawarkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kluster kepada pengusaha UMKM.
Dengan sistem klusterisasi, penyaluran KUR diharapkan dapat membantu peningkatan kapasitas usaha UMKM dan meningkatkan permintaan kredit dari level mikro ke level komersial, atau level di atasnya.
Realisasi serapan KUR sepanjang 2021 mencapai Rp281,86 triliun atau sebesar 98,9 persen dari target 2021 sebesar Rp 285 trilliun, dan diberikan kepada 7,42 juta debitur.
Saat ini akses pembiayaan perbankan baru 19 persen. Sementara ini Kementerian Koperasi dan UKM sudah mengajukan 30 persen pembiayaan perbankan untuk UMKM. ”Ini bisa dipakai untuk KUR kluster, nanti mau bina UMKM bisa ajukan kluster,” kata Teten.
Teten mengatakan, pada 2022 pemerintah akan membangun rumah produksi UMKM bersama sesuai dengan kluster yang ditetapkan.
Pemerintah ingin kluster UMKM mendorong UMKM yang berbasis produk kreativitas dan inovasi teknologi agar menjadi bagian dari rantai pasok industri nasional dan global.
Kemenkop-UKM sudah bekerja sama dengan sembilan BUMN agar UMKM bisa menjadi bagian dari rantai nilai BUMN dan industri.
“Karena itu ke depan kami ingin akselerasi UMKM dengan standar industri. Nantinya UMKM nanti akan menjadi rantai pasok,” ujar Teten.
Simak obrolan lebih lengkap antara Menkop UKM Teten Masduki dan Pemilik Warung Tuman Eko Sulistyanto dalam video Jelajah UKM Go Global edisi Warung Tuman pada tautan ini: https://katadata.co.id/heripurwoko/video/625d3c58a75e1/jelajah-ukm-go-global-warung-tuman-usung-konsep-tradisional.