Permintaan Naik karena Bansos, Harga Telur di Jakarta Tembus Rp33.000
Harga telur ayam di Jakarta semakin meroket berkisar antara Rp28.000-Rp33.000 per kg. Kenaikan harga telur tersebut dipengaruhi oleh bantuan sosial pangan yang dilakukan serentak.
Berdasarkandata infopangan.jakarta.go.id, harga rata-rata telur di Jakarta mencaai Rp30.884 per kg. Harga telur tertinggi terdapat di pasar pluit senilai Rp33.000 per kg. Sementara harga telur terendah ada di Pasar Klender mencapai harga Rp28.000 per kg.
Sementara harga rata-rata telur di tingkat nasional mencapai Rp30.850 per kg. Berdasarkan Harga Pangan Srategis Nasional, harga terlur tertinggi berada di Papua Rp39.650 per kg. Sementara harga telur terendah encapai Rp25.400 per kg di Jambi.
Ketua Pinsar Petelur Nasional, Yudianto, mengatakan bahwa harga telur di tingkat peternak mencapai Rp27.500 per kg. "Kami sedikitnya menjaga agar harga telur tidak melambung tiggi dengan menahan di angka Rp27.500. Jika tidak, maka harga telur akan bisa lebih melambung tinggi,"ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (23/8).
Dia mengatakan, harga telur memang sudah mulai menanjak sejak awal 2022. Hal itu disebabkan oleh banyaknya peternak yang gulung tikar karena permintaan yang sempat anjlok saat Covid-19 varian Delta merebak di Indonesia pada 2021.
"Tapi bukan berarti telur menjadi defisit, karena meskipun berkurang, namun supply telur saat ini masih mencukupi kebutuhan dalam negeri. Hanya saja ada keseimbangan varu dari yang tadinya over supply," ujarnya.
Pada 2022, harga telur semakin naik karena meningkatnya biaya produksi. Termasuk harga pakan yang supplynya terganggu oleh Perang Rusia dan Ukraina.
Saat ini, Yudianto mengatakan, harga telur semakin melambung karena naiknya permintaan akibat bansos pangan. Salah satu dari komponen bansos tersebut adalah telur. Naiknya permintaan tersebut menyebabkan harga teru semakin melambung.
Yudianto mengatakan, pemerintah sebaiknya mendapatkan telur untuk bansos tersebut melalui koperasi. "Kalau lewat koperasi peternak telur, dijamin harganya akan terkontrol. Selain itu, sebaiknya tidak dirapel (disatukan) per tiga bulan, sehingga kebutuhnnya tidak langsung melonjak,"ujarnya.
Hal senada dikatakan Plt. Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Isy Karim. Isy menduga kenaikan harga telur ayam didorong oleh program Bantuan Pangan Non Tunai atau BNPT dari Kementerian Sosial.
"Namun kenaikan harga telur ayam saat ini diperkirakan hanya berlaku sementara," ujarnya.
Menurut laporan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2021, produksi telur ayam ras tahun 2017 tercatat sebesar 4,63 juta ton. Kemudian produksinya meningkat 1,19% menjadi 4,68 juta ton pada 2018, dilanjutkan naik 1,4% menjadi 4,75 juta ton pada 2019.