Badan Pangan Ungkap Biang Kerok Stok Beras Bulog di Bawah Normal
Badan Pangan Nasional menyatakan bahwa Perum Badan Usaha Logistik atau Bulog saat ini hanya menyimpan cadangan beras sebesar 780 ribu ton. Jumlah cadangan beras pemerintah itu lebih kecil dari CBP normal yang mencapai 1,2 juta ton hingga 1,5 juta ton.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa sebelumnya stok Bulog bisa mencapai 1,5 juta ton karena ada program beras miskin dan beras sejahtera yang disalurkan oleh lembaga tersebut. Namun saat ini, program raskin telah dialihkan ke swasta dalam bentuk bantuan pangan non tunai.
"Sehingga Bulog mengukur kebutuhannya kurang lebih 600 ribu ton. Setahun ngeluarinnya 600 ribu ton. Jadi kalo nyetoknya 1 juta ton ya cukup," ujar Arief di Jakarta, Rabu (12/10).
Arief mengatakan, saat ini pemerintah sedang menambah cadangan bulog hingga 1,2 juta ton. Penambahan cadangan ini dilakukan melalui kerja sama dengan para penggiling padi.
"Caranya, ya harus kerjasama dengan penggiling padi, karena tidak mungkin digiling sendiri. Nah fungsi dari teman-teman direksi bulog nih, mengelola kepala gudang dan cabang untuk terus menargetkan penambahan stok," ujarnya.
Dia mengatakan, Bulog ditargetkan dapat menambah cadangan berasnya hingga 1,2 juta ton hingga Semester I 2022. Dengan demikian, Bulog harus menambah cadangan beras sebanyak 250 ribu ton per bulan.
Namun demikian, Arief menegaskan jika kebutuhan beras Bulog hingga akhir tahun masih aman. "Kalau kita punya stok cuma 750 ribu ton, itu artinya jika utuk mengeluarkan cadangan beras saja sampe akhir tahun itu masih aman," tutup Arief.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi Indonesia mencapai 54,42 juta ton GKG pada 2021. Jika dikonversi menjadi beras, total produksi GKG tersebut kira-kira setara dengan 31,36 juta ton beras. Angka ini menyusut 0,45% dari produksi tahun sebelumnya yang seberat 31,5 juta ton.
Jawa Timur mencatatkan produksi beras terbesar secara nasional, yakni seberat 5,65 juta ton pada 2021. Produksi beras di provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa tersebut porsinya mencapai 18,03% dari total produksi beras nasional tahun 2021.