Bulog Ditargetkan Serap 948 Ribu Ton Beras Akhir Tahun Ini

Nadya Zahira
7 Oktober 2022, 17:38
Pekerja membersihkan beras yang akan dijual di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Rabu (14/9/2022).
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Pekerja membersihkan beras yang akan dijual di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) menyatakan surplus beras diperkirakan mencapai 7,5 juta ton hingga Desember 2022, berdasarkan data Neraca Pangan Nasional. Namun demikian, Bulog tetap ditugaskan untuk menyerap beras petani sebesar 948 ribu ton hingga akhir tahun ini untuk menjaga keamanan pangan.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa surplus beras sebanyak 7,5 juta ton tersebut posisinya tersebar di berbagai titik.

"Sebaran stok beras nasional sampai dengan minggu ke 4 September 2022, yaitu 49% berada di rumah tangga, 21% di penggilingan padi, 12% di pedagang, 12% di Bulog, 5% di pelaku usaha horeka, dan 1% di Pasar Induk Beras Cipinang," ujarnya dalam keterangan tertulis, jumat (7/10).

Sementara jumlah cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog sampai akhir September lalu sekitar 793 ribu ton. Jumlah itu mencukupi untuk rencana pengeluaran operasi pasar, golongan anggaran, dan antisipasi bencana sampai dengan akhir Desember 2022 sebesar 541 ribu ton.

Penyerapan beras di Sulawesi Selatan

Namun demikian, Arief mengatakan, Presiden Joko Widodo menargetkan agar CBP Bulog bisa mencapai batas normal yaitu minimal sebesar 1,2 juta ton.

Meskipun stok beras sudah aman, Indonesia harus tetap hati-hati karena saat ini beberapa negara menghadapi kesulitan pangan. Sementara CBP merupakan instrumen untuk menjaga stabilitas harga dan mengurangi potensi kerawanan pangan.

“Upaya peningkatan CPB di Bulog telah dibahas dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Perekonomian bersama Bapak Menko Perekonomian serta Dirut Bulog. Intinya disepakati pengadaan gabah/beras untuk CBP sebesar 1,2 juta ton sampai dengan Desember 2022,” ujar Arief.

Dengan demikian, Bulog membutuhkan serapan beras sebanyak 948 ribu ton lagi. Serapan beras tersebut akan digenjot hingga akhir tahun ini. “Momentum panen September-Oktober ini merupakan kesempatan yang baik untuk meningkatkan stok Bulog,” ujarnya.

Dia mengatakan, upaya terdekat yang akan dilakukan, menggenjot penyerapan Bulog di wilayah yang menjadi sentra produksi beras nasional, salah satunya di provinsi Sulawesi Selatan. “Provinsi Sulawesi Selatan berpotensi menjadi sumber beras yang dapat diserap Bulog. Hal tersebut tentunya setelah menghitung angka produksi dan harga fleksibilitas serapan di lokasi tersebut,” ucap Arief.

Berdasarkan data Luas Panen Gabah dan Beras Periode September-Oktober 2022, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi produksi sekitar 800 ribu ton beras pada periode panen September-Oktober 2022. Sedangkan, potensi produksi beras di seluruh Indonesia pada periode panen yang sama tercatat sekitar 1,4 juta ton.

Produksi padi Indonesia tercatat cukup stabil dalam tiga tahun terakhir, meskipun angkanya turun tipis pada 2021 seperti terlihat pada grafik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi nasional pada 2021 berjumlah 54,42 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah ini turun 233,9 ribu ton (0,43%) dibanding tahun sebelumnya.

Jika dikonversi menjadi beras, volume produksinya mencapai 31,36 juta ton pada 2021, turun 140,73 ribu ton (0,45%) dari tahun sebelumnya.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...