Eksklusif: Cara Airnav Atur Ratusan Pesawat VVIP dan VIP Selama G20
Airnav Indonesia telah melakukan sejumlah persiapan untuk melayani penerbangan selama Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 berlangsung. Ratusan pesawat dari 29 negara akan mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali untuk mengantar tamu dan delegasi G20, termasuk yang membawa kepala negara.
Direktur Utama Airnav Indonesia, Polana B. Pramesti, mengatakan bahwa perusahaannya merupakan satu-satunya badan usaha yang melaksanakan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia. Oleh sebab itu, pelayanan navigasi penerbangan selama penyelenggaraan KTT G20 akan menjadi tanggung jawab AirNav Indonesia.
"Jadi ini bukan hanya membawa nama baik perusahaan, namun juga negara," kata Polana kepada Katadata.co.id, Jumat (11/11).
Dia mengatakan, AirNAv Indonesia terus berkoordinasi dengan pemangku kebijakan penerbangan lain seperti Angkasa Pura, Kementerian Perhubungan, serta TNI dan Polri untuk pelayanan lalu lintas penerbangan.
"AirNav Indonesia telah membentuk Tim Penanganan Terpadu Pelayanan Navigasi Penerbangan Program Presidensi KTT G20 Indonesia yang terdiri dari Perwakilan Kantor Pusat, Kantor Cabang Denpasar, dan 11 Cabang Penyangga," ujarnya.
Ratusan Penerbangan dalam Sehari
Khusus KTT G20, Polana mengatakan, AirNav Indonesia akan melayani penerbangan dari 29 negara, termasuk di antaranya penerbangan VIP dan VVIP yang membawa kepala negara.
Seperti diketahui, sebanyak 17 kepala negara sudah mengonfirmasi akan hadir selama KTT G20. Kepala negara yang hadir tersebut di antaranya adalah Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Cina Xi Jinping, dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Selain kepala negara, agenda KTT G20 juga akan dihadiri oleh tamu penting lainnya. Sebelumnya juga terdapat rangkaian agenda G20 lainnya seperti B20 Summit Indonesia yang dihadiri oleh para pemimpin perusahaan dunia dan Net Zero Summit.
Banyaknya tamu dan delegasi G20 tersebut membuat pelayanan penerbangan di Indonesia menjadi padat. Hal itu khususnya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali, yang menjadi lokasi penyelenggaraan G20.
Polana mengatakan, diperkirakan ada tambahan 70 hingga 100 pesawat yang akan dilayani oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai selama rangkaian G20 berlangsung. Itu berarti, ada sekitar 140 sampai 200 penerbangan tambahan dari dan menuju Bandara Ngurah Rai setiap harinya.
"Normalnya sekarang sekitar 300 (penerbangan) per hari. Namun ini datanya masih bergerak terus. Pesawatnya bervariasi mulai dari pesawat komersil, private jet, pesawat berbadan lebar, dan juga narrow body," kata Polana.
Polana mengatakan, delegasi KTT G20 kemungkinan akan datang sejak 13 November 2022 dan pergi kembali hingga 18 November 2022. Namun demikian, hari tersibuk layanan penerbangan diprediksi terjadi [ada 14 dan 16 November 2022.
"Pada 14 dan 16 November 2022 tersebut, kemugkinan penerbangan komersial akan sedikit terganggu," ujarnya.
Polana mengatakan, penerbangan komersial tetap dilayani sepanjang KTT G20. Namun demikian, berdasarkan Surat Edaran Kementerian Perhubungan no. 12 tahun 2022, penerbangan tersebut reguler akan dibatasi dan hanya melayani dari dan menuju Bandara Soekarno Hatta.
Pengaturan Pesawat VIP dan VVIP
Polana mengatakan, mengatur penerbangan VIP dan VVIP menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, semua VIP menginginkan perlakuan khusus.
Namun demikian, Polana menegaskan, AirNav Indonesia bersama dengan pemerintah sepakat untuk memberikan layanan yang sama bagi penerbangan tersebut.
AirNav Indonesia juga telah melakukan simulasi untuk menyiapkan waktu pendaratan yang dibutuhkan pesawat VIP dan VVIP tersebut. Segala kemungkinan diantisipasi, termasuk jika terjadi cuaca buruk.
"Sudah disepakati bahwa jarak pendaratan antara pesawat VVIP atau VIP sekitar 15-30 menit. Biasanya jaraknya 30 menit, tapi karena kepadatan tinggi maka bisa lebih pendek. Namun ini akan dinamis," katanya.
Simulasi pesawat
Polana mengatakan, Airnav Indonesia juga telah menyiapkan Standard Operating Procedure atau SOP sementara khusus untuk penyelenggaraan KTT G20. AirNav Indonesia juga telah melakukan sejumlah simulasi untuk melayani penerbangan yang padat selama G20.
Simulasi tersebut termasuk sejumlah skenario yang akan dilakukan jika terjadi kegagalan pelayanan. Polana mengatakan, AirNav Indonesia telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menyiagakan 11 cabang bandara penyangga yang siaga selama 24 jam.
Sebelas bandara tersebut adalah Bandar Udara Zainuddin Abdul Madjid, Lombok; Bandar Udara Juanda, Surabaya; Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar; Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin; Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo; Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan; Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani, Semarang; Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo; Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang; Bandar Udara Banyuwangi; dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
"Kami juga menambah personel karena bandara tersebut harus beroperasi selama 24 jam. Personel tersebut berasal dari AirNav Indonesia,"ujarnya.