Tarif KRL Akan Naik, Kemenhub Lakukan Survei Kepada Penumpang
"Kenaikan tarif ini dalam rangka untuk mengurangi beban PSO," kata Arif.
Selain Kemenhub, ada dua studi ATP-WTP yang dilakukan terkait tarif kereta commuter line yang dipublikasikan pada awal 2022, yakni oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub).
Ketiga survei tersebut menunjukkan penumpang kereta commuter line mau dan memiliki kemampuan membayar tarif di atas Rp 5.000 per orang untuk 25 kilometer pertama.
Studi ATP-WTP Balitbanghub menemukan ATP pada 25 kilometer pertama adalah Rp 4.988, sedangkan WTP mencapai Rp 5.400. Metode perhitungan ATP-WTP yang dipilih Balitbanghub adalah menghubungkan antara pendapatan pengguna KRL dengan pengeluaran transportasi.
Terakhir, studi ATP-WTP yang dilakukan YLKI menemukan KCI memiliki ruang untuk menaikkan tarif senilai Rp 2.000 pada 25 kilometer pertama menjadi Rp 5.000. Implikasi dari penyesuaian tarif itu adalah terkikisnya jumlah penumpang KCI sebanyak 3%.
Namun, sebanyak 95,5% penumpang KRL menyatakan akan tetap menggunakan KRL jika terjadi kenaikan tarif. Secara rinci, ATP hasil studi YLKI adalah Rp 5.156 untuk 25 kilometer pertama.
"Saya kita moda transportasi commuter line jadi moda transportasi yang dianggap paling murah, sehingga loyalitas pada commuter line sangat tinggi," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi.