Pengusaha Sambut Pencabutan PPKM, Retail dan Pariwisata Akan Bangkit

Tia Dwitiani Komalasari
30 Desember 2022, 19:25
Peserta dari Sanggar Seni Ateh Tabiang menyemburkan api saat menampilkan tari piring golek, pada Pekan Budaya, Seni, Pameran, Dagang, dan Industri (Pedati) di pedestrian Jam Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat, Selasa (20/12/2022).
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.
Peserta dari Sanggar Seni Ateh Tabiang menyemburkan api saat menampilkan tari piring golek, pada Pekan Budaya, Seni, Pameran, Dagang, dan Industri (Pedati) di pedestrian Jam Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat, Selasa (20/12/2022).

Pelaku usaha menyambut baik kebijakan Presiden Joko Widodo mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM pada Jumat (30/12). Ketua Kamar Dagang dan Industri, Arsjad Rasjid, memprediksi sektor pariwisata dan retail akan meroket setelah PPKM dicabut.

“Kadin Indonesia melihat rencana ini sudah tepat, dengan syarat kekebalan serta imunitas dari masyarakat tetap harus ditingkatkan melalui vaksinasi booster, yang saat ini masih hampir mencapai 30% per 29 Desember kemarin” kata Arsjad melalui keterangan tertulis, Jumat (30/12).

Arsjad mengatakan, pencabutan PPKM akan menjadi peluang bagi para pelaku usaha untuk menata kembali usahanya. Hal itu terutama bagi para pelaku usaha yang sempat lesu akibat dampak dari pandemi COVID-19.

“Dengan dicabutnya PPKM, maka mobilitas masyarakat akan terus meningkat sehingga berpotensi meningkatkan konsumsi masyarakat dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Arsjad.

 Pariwisata dan Retail Bangkit

Dia memproyeksikan pencabutan PPKM akan membuat sektor pariwisata dan retail kembali menggeliat. Tahun 2020, sektor pariwisata sangat terpukul namun akhirnya perlahan bangkit.

Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), nilai konsumsi pariwisata internal Indonesia pada 2020 mencapai Rp745,59 triliun. Angka tersebut anjlok sebesar 57,01% dibanding tahun 2019.

“Jika dilihat dari PDB sektor akomodasi pertumbuhannya sudah normal sepanjang tahun 2022," ujarnya.

Wisatawan mancanegara dan domestik kini telah bebas bepergian di Indonesia. Hal itu mendorong peningkatan sektor akomodasi, makanan, dan minuman. Kadin memproyeksikan pertumbuhan sektor ini bisa mencapai 4,2% di 2023.

Selain pariwisata, sektor retail juga mulai bangkit setelah sempat terpuruk pada Maret 2020 hingga 2021. Sebanyak 1.500 gerai retail gulung tikar pada periode tersebut.

"Retail juga sama, sudah pulih kembali. Investasi juga sudah sesuai target,” ucap Arsjad.

Dia mengatakan, sektor perdagangan domestik tumbuh dengan baik. Badan Analisa Informasi dan Kebijakan Kadin memproyeksikan sektor ini akan tumbuh sebesar 4,4-4,8% di 2023.

Sektor Kesehatan Masih Tumbuh

Pandemi Covid-19 telah memberikan peringatan bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia akan pentingnya penguatan ketahanan dibidang kesehatan. Sektor kesehatan masih memiliki potensi untuk terus berkembang dengan penekanan lebih besar pada tindakan
pencegahan seperti vaksin, perawatan jarak jauh (telemed), dan penggunaan teknologi untuk deteksi dini penyakit.

Industri farmasi dan alat kesehatan juga diprediksi terus berkembang di 2023.

"Meskipun PPKM sudah ditiadakan, mindset masyarakat sudah banyak berubah. Kesadaran masyarakat akan kesehatan jauh lebih meningkat dari sebelum pandemi dan mereka cenderung lebih mandiri dalam mendeteksi gejala COVID menggunakan PCR ataupun antigen dan mencari pengobatan," ujarnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...